Capai Keadilan Sosial, Alumni ITS dorong Strategi Negara Maritim kepada Presiden
MNOL, Jakarta – Presiden Jokowi menerima delegasi Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP IKA) ITS di Istana Negara, (1/11/16). Dalam pertemuan itu, delegasi pengurus IKA ITS memberikan masukan kepada presiden agar strategi geopolitik dan geoekonomi Indonesia segera menyesuaikan dengan strategi negara maritim.
Hal itu disampaikan oleh Ketua umum PP IKA ITS, Dwi Soetjipto yang memimpin delegasi tersebut. Menurutnya, seluruh strategi yang dibangun harus mengacu pada geografi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan didominasi oleh lautan.
“UUD 1945 telah menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan, demikian juga penegasan oleh Deklarasi Juanda. Dengan luas wilayah laut kita mencapai 70%, strategi negara maritim perlu diperkuat dan diimplementasikan dengan baik,” ungkap Dwi Soetjipto.
Direktur utama Pertamina ini menegaskan bahwa IKA ITS menyampaikan bahwa hasil kajian strategi negara maritim akan memberikan dampak ganda. Di antaranya untuk mencapai tujuan ekonomi dalam bingkai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Pertama, strategi ini akan mempercepat pemerataan pembangunan ke wilayah yang belum berkembang. Kedua, mempercepat perbaikan ekonomi dengan peningkatan kontribusi ekonomi kelautan. Dengan demikian, strategi negara maritim akan meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi dan keadilan sosial sekaligus,” demikian ditekankan oleh Mantan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Mukhtasor dalam pertemuan itu.
Sejumlah tokoh tampak dalam delegasi IKA ITS.
Di samping Dwi Soetjipto, turut hadir antara lain Mukhtasor (mantan Anggota Dewan Energi Nasional 2009-2014), Satya Widya Yudha (Anggota Komisi VII DPR RI), Rifky E. Hardijanto (Kepala PPSDMKP Kementrian Kelautan dan Perikanan RI), Gatot Kustyadji (Direktur Engineering dan Proyek PT. Semen Indonesia), serta Anas Rosjidi (Sekjen PP IKA ITS).
(Tan)





















