Dukung Tugas Pokok Kapal Perang, Diskes Kolinlamil Fumigasi KRI Teluk Lampung-540
MN, Surabaya – Dinas Kesehatan Komando Lintas Laut Militer (Diskes Kolinlamil) melaksanakan swakelola fumigasi di kapal perang yang berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, KRI Teluk Lampung 540 yang sedang sandar di Dermaga Semampir Surabaya, Rabu (25/7).
Kegiatan swakelola fumigasi ini, dipimpin oleh perwira pengawas dari Balai Pengobatan Satlinlamil Surabaya Lettu Laut (K) dr. Imam Safi’i dengan membawa sepuluh orang anggota tim fumigasi dari Diskes dan Balai Pengobatan (BP) Satlinlamil Surabaya.
Fumigasi di KRI Teluk Lampung 540 ini merupakan salah satu kegiatan di triwulan II tahun 2018 dari program kerja Diskes Kolinlamil.
Menurut Kadiskes Kolinlamil Letkol Laut (K) dr. Pujo Dwi Laksono, M.Kes., Sp.THT, pelaksanaan Fumigasi di KRI merupakan hal yang sangat penting. Fumigasi merupakan salah satu cara pengendalian hama secara kimia dengan menggunakan pestisida yang diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan yang sehat di dalam kapal perang terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas di kapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama di pangkalan.
Lebih lanjut, Kadiskes mengatakan bahwa fumigasi ini merupakan program kerja Diskes Kolinlamil dengan skala prioritas untuk pemeliharaan kapal perang dari serangan hama, diantaranya tikus, kecoa, lalat, laba-Laba, serta hama lainnya yang dapat merusak kelengkapan peralatan untuk pengoperasian kapal perang.
Fumigasi ini juga seklaigus bertujuan membasmi keberadaan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menyebabkan demam berdarah maupun jenis nyamuk Anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria yang mungkin bersarang di kapal perang.
Dalam pelaksanaannya, fumigasi dimulai dari penyemprotan/pengasapan dan hingga bekerjanya obat secara efektif, dibutuhkan waktu sekitar 20 sampai 24 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat dengan menggunakan obat jenis Methyl Bromide 98 %.
Sementara untuk bagian atau daerah pojok-pojok kapal, setelah dilaksanakan fumigasi disebarkan Mephos berbentuk tablet guna memaksimalkan pemusnahan tikus, kecoa, lalat, laba-laba, dan hama lainnya untuk selanjutnya dilaksanakan pengeluaran asap yang mengandung obat tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower atau penyedot udara sampai dinyatakan kondisi aman dan sehat dengan menggunakan alat pengukur kesehatan.