Published On: Sat, Oct 7th, 2017

Menanti Terusan Kra Thailand yang Tak Kunjung Pasti

Terusan Kra, Thailand

MN, Bangkok – Terusan Tanah Genting Kra atau Terusan Kra di Thailand adalah Kanal yang akan membelah melewati daratan Thailand bagian selatan untuk mempersingkat waktu transportasi laut, sama seperti Terusan Panama dan Terusan Suez.

Proyek raksasa sepanjang 120 Km dan lebar 500 meter diisukan telah dimulai pembangunannya pada tahun 2015 dan bakal rampung tahun 2025. Pemerintah Thailand menggandeng China, bahkan Thailand membagi pengelolaan Terusan Kra dengan China.

Namun keberadaan Terusan Kra masih belum juga terealisasi, pembangunannya justru menjadi perbincangan hangat yang tak pasti. Apalagi isu keamanan di Negeri Gajah Putih acapkali mengemuka, proyek Terusan Kra pun ikut tertunda.

Untuk diketahui, Terusan Tanah Genting Kra diusulkan pada tahun 1677, ketika Raja Thai Narai yang Agung meminta insinyur Perancis de Lamar meneliti kemungkinan membangun terusan yang menghubungkan Songkhla dengan Myanmar.

Ide untuk membangun Terusan Kra mengemuka kembali menyusul penandatanganan MoU antara the China-Thailand Kra Infrastructure Investment and Development dengan Asia Union Group pada tahun 2015 yang lalu.

Diprediksi, Terusan Kra bakal mengancam kegiatan Hub Port Singapura dan Malaysia sebagai negara “penguasa” Selat Malaka. Kedua negara tersebut cukup lama memanfaatkan jalur lalulintas utama kapal dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.

Sedangkan Indonesia sepertinya tidak terancam, kecuali kita jadi hub atau transit pelayaran yang melalui Selat Singapore dan Selat Malaka. Justru potensi pelabuhan Kuala Tanjung dan Sabang yang bakal berkembang bersama Terusan Kra.

Terusan Kra merupakan jalur pintas ke Eropa, Timur tengah, India, dan Afrika. Memanfaatkan Terusan Kra, kapal-kapal tidak perlu lagi melewati Singapura dan Semenanjung Malaysia sehingga dapat memotong waktu perjalanan sampai dengan 72 jam atau 1.200 kilometer.

Bicara kepentingan bisnis pengusaha cargo dan kapal tangker, tentulah Terusan Kra bakal menjadi pilihan Pelayaran. Dapat dikatakan itu jalur pintas favorit, sehingga diyakini banyak kapal perdagangan dari Asia Timur ke Eropa dan Amerika tidak lagi melewati Selat Malaka.

(Bayu/MN)

About the Author

- Jurnalis Maritimnews.com

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com