Published On: Fri, Apr 28th, 2017

Miliki Wisata Bahari Kelas Dunia, Indonesia belum mampu Optimalkan Potensi tersebut

Raja Ampat Dive Lodge. (Foto: rajaampat-liveboard.com)

MNOL, Jakarta – Selain sektor kelautan dan perikanan, salah satu sektor yang perlu dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian nasional dari bidang maritim adalah pariwisata bahari. Hal itu terbukti, bila sektor ini diberi perhatian, dirancang dengan baik, dan dikelola sungguh-sungguh dengan penuh tanggung jawab maka akan memberi manfaat serta dapat diandalkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum bidang Pariwisata Bahari Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin), Joko Setiono Mardi dalam pesan singkatnya yang diterima oleh redaksi di Jakarta (28/4).

Menurutnya, Indonesia yang memiliki tiga perempat wilayahnya berupa lautan dan terdapat banyak destinasi wisata bahari yang sangat menjanjikan dan dapat dijadikan icon Indonesia di dunia internasional.

‘Kita punya Kepulauan Raja Ampat dan Padaido di Biak yang sangat menjanjikan. Belum lagi Wakatobi yang sering dijuluki sebagai jantung segitiga karang dunia karena keindahan dunia bawah lautnya. Dan tentu masih banyak lagi,” terang Joko.

Pria yang juga menjadi CEO PT Peran Tara Energi ini selanjutnya mengulas soal akses dan fasilitas dari destinasi wisata bahari kita yang berkelas dunia tersebut. Menurut pantauannya selama ini, turis mancanegara dari Eropa khususnya Jerman dan Belanda lebih banyak mengunjungi Raja Ampat lewat Singapura.

“Kenapa kok mereka lebih banyak lewat Singapura bukan Jakarta dan menggunakan Singapore Airlines bukan Garuda Indonesia? Padahal Raja Ampat milik kita bukan Singapura,” tandasnya.

Jelas hal itu dikarenakan Singapura bisa lebih banyak menjual Tour Programme Package Raja Ampat di Eropa dengan berhasil. “Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa pewaris wilayah bahari ini,” tegas dia dengan miris.

Pasalnya, Singapura dapat menghasilkan banyak devisa dari upaya tersebut. Seakan-akan, Raja Ampat pindah ke Singapura. Bahkan, sambung Joko, masih banyak lagi objek wisata bahari kita lainnya yang berpotensi mengalami hal serupa.

“Kendala apa yang membuat kita kurang berhasil? Supaya keindahan alam ini benar-benar bisa dirasakan oleh anak bangsa ini manfaatnya,” pungkasnya.

Ia pun akan membahas permasalahan ini dengan para praktisi maritim yang tergabung dalam organisasi Pramarin. Organisasi yang diketuai oleh Sjaifuddin Thahir ini baru dikukuhkan pada 22 April 2017 lalu oleh Dewan Pembinanya, yakni Adharta Ongkosaputra dan Chandra Motik yang disaksikan perwakilan pemerintah.

“Kita akan merumuskan permasalahan yang ada seperti dalam wisata bahari ini yang kemudian akan kita sampaikan ke pemerintah. Sesuai fungsinya, Pramarin merupakan wadah untuk menjembatani antara praktisi maritim dengan pemerintah,” kata Ketua Umum Pramarin, Sjaifuddin Thahir.

Kendati pemerintah telah mencanangkan berbagai program unggulan untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata bahari, namun perjalanannya belum optimal. Sehingga diperlukan komunikasi yang intensif antara pemerintah dengan stakeholder terkait dalam upaya ini.

(Adit/MN)

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com