Penerapan Sistem Borong TKBM Pelabuhan Tanjung Priok, mengacu pada SKB 2 Menteri
Aktifitas bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok
MNOL, Jakarta – Mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menhub dan Menaker No.P.26/3/13/Phb 71/MTK/69 tanggal 06 Juni 1969, penggantian sistem harian ke system borong diterapkan Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Priok, dan telah disepakati oleh TPK Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT).
“Sistem borongan akan memudahkan melakukan pemerataan kerja bagi para tenaga kerja bongkar muat di Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Priok,” terang Sekretaris Umum Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Priok, Suparmin kepada Maritimnews, Kamis (4/5).
JICT dan Koperasi TKBM bersepakat menerapkan sistem pemborongan per box sebesar Rp 22.500 yang efektif tanggal 1 April 2017, biaya tersebut termasuk upah, HIK, lembur, dan benefit (asuransi, sembako, Tunjangan Hari Raya, voucher). “Kesepakatan bersama dengan JICT berlaku selama satu tahun dan berlaku efektif sejak 1 April 2017,” ujarnya.
Sedangkan kesepakatan penggunaan sistem borong di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja telah diterapkan sejak 1 Januari 2017 dengan tarif Rp 20.000 per box.
Penerapan sistem borong di pelabuhan Tanjung Priok tentu melalui proses uji coba, kegiatan bongkar berbeda dengan muat di suatu terminal petikemas. Koperasi TKBM mengajukan kesepakatan system borong di suatu terminal petikemas, berdasarkan produktifitas bongkar dan muat.
“Sistem borong baru kami sepakati dengan JICT dan TPK Koja, untuk Terminal 3 Ocean Going diharapkan terealisasi dalam waktu dekat. Semoga dipertengahan bulan Mei 2017,” tambah Suparmin.
Menurutnya, penerapan sistem borong di Terminal 3 Ocean Going disepakati tarif oleh pihak Koperasi TKBM dan PT Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp 25.000 dihitung per box yang dilayani, dan pelaksanaan pekerjaan 24/7 dibagi 3 shift sepanjang kegiatan pelayanan bongkar muat kapal petikemas ocean going. (Bayu/MN)
