Semangat Hari Maritim, PERHIMATEKMI Gelar Simposium Nasional
MN, Surabaya – Jalasveva Jayamahe, sebuah slogan yang sudah tak asing lagi kita dengar. Hal itu tentu bisa menjadi suatu kenyataan bagi bangsa ini. Di mana melalui visi Poros Maritim Dunia kita sedang berusaha kembali mengembalikan kejayaan maritim kita.
Perhimpunan Mahasiswa Teknologi Maritim Se-Indonesia (PERHIMATEKMI) mencoba membawa semangat pemuda-pemuda dan tokoh maritim nasional dengan mengadakan simposium dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang diselenggarakan pada tangal 23-24 september 2017, di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Surabaya.
Namun, ada yang berbeda dari Mukernas tahun ini, dimana Simposium Nasional untuk pertama kalinya diadakan oleh PERHIMATEKMI dan menjadi catatan sejarah tersendiri dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional.
Pada 23 September 1963, untuk pertama kalinya diselenggarakan Musyawarah Maritim Nasional di Jakarta. Setahun kemudian dengan diterbitkannya Surat Keputusan Nomor 249/1964 oleh Bung Karno, tanggal musyawarah maritim itu ditetapkan sebagai Hari Maritim Nasional.
“Dalam Simposium ini kita akan fokuskan untuk membahas masalah-masalah maritim serta diskusi mengenai perekembangan maritim Indonesia. Sesuai dengan tema simposium yaitu ‘3 Tahun Visi Maritim Indonesia’,” ungkap Ketua Umum PERHIMATEKMI, Muhammad Arif.
Dengan awalan yang baik di kepengurusan tahun ini, ke depannya PERHIMATEKMI fokus untuk mengawal isu-isu yang berkembang di dunia kemaritiman, khususnya di bidang teknologi.
Sambung Arif, melalui program-program yang nanti akan dibahas pada Mukernas esok di tanggal 24 September 2017, PERHIMATEKMI yakin mampu memberikan sebuah inovasi serta gagasan-gagasan baru dalam membangun kemaritiman Indonesia.
“PERHIMATEKMI juga sebagai wadah untuk mempererat persatuan dan persaudaraan pemuda-pemuda khususnya mahasiswa yang bergerak di kemaritiman,“ kata Arif melanjutkan.
Simposium sendiri nantinya akan diisi oleh beberapa narasumber yang terdiri dari kalangan pemerintahan, pengusaha pelayaran dan perkapalan, praktisi akademisi, dan tokoh pemuda pergerakan di bidang kemaritiman.
“Semoga dengan adanya hal ini mampu menghasilkan suatu hal yang dapat mebawa perubahan bagi kemaitiman indonesia kedepannya,” pungkasnya.
(Adit/MN)