Klub Logindo: Menuju Euro4, Alihkan Subsidi Solar Untuk Peremajaan Truk
MN, Jakarta – Ribuan kendaraan berbahan bakar (BBM) Bensin maupun Solar berada pada titik pencemaran udara, dan terindikasi menyebabkan polusi dari gas buang kendaraan bermotor, bahkan IQAir menempatkan Jakarta sebagai ibu kota negara dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara. Oleh sebab itu solusi penerapan mutu emisi Euro 4 yang ramah lingkungan dapat perhatian dari organisasi Klub Logindo selaku wadah para pengusaha truk.
Ketua DPP Klub Logindo, Mustadjab Susilo Basuki menyarankan Pemerintah agar punya skema mengalihkan sebagian subsidi bahan bakar (BBM) Solar untuk peremajaan truk, dengan pakai satu harga jenis Dexlite. Tujuannya mengantisipasi regulasi Euro 4 yang butuh tingkat oktan dan kualitas BBM lebih tinggi. Selain ramah lingkungan, upaya pengalihan subsidi juga mampu menghemat devisa negara dan menyehatkan APBN Indonesia.
Mustadjab Susilo Basuki sangat berharap agar sebagian subsidi BBM jenis Bio Solar dapat dialokasikan untuk peremajaan unit kendaraan truk bagi para pengusaha truk, khususnya mendukung kegiatan angkutan barang yang terkena dampak langsung penerapan Euro 4. Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi kelangkaan BBM subsidi Pemerintah tersebut.
Terkait implementasi standar emisi Euro 4 terhadap mesin diesel yang akan berlaku tanggal 12 April 2022, khusus di DKI Jakarta, nantinya pengalihan subsidi BBM Solar mampu membatasi supply and demand truk karena proses peremajaan truk wajib melakukan trade in dengan unit bekasnya. Sehingga bisa didata akurat populasi truk barang yang beroperasi sebagai angkutan logistik .
“Kalau subsidi hilang sebesar Rp 1.000 per liter, misalnya kuota sekarang ada 16 juta liter BBM Solar yang beredar dan disubsidi negara lewat APBN, tercatat sekitar Rp16 Triliun yang dapat dihemat Negara setiap tahunnya. Tahun pertama saja dialokasikan sekitar Rp9 T, maka ada sekitar 9.000 unit truk yang seharga Rp1 milyar per unit yang bisa diremajakan, lewat kredit murah dengan down payment pakai truk-truk bekas,” papar Mustadjab kepada Maritimnews di Jakarta, Jumat (8/4).
Disarankannya, bagi unit-unit truk bekas yang usianya sudah mencapai 15-20 tahun untuk jangka waktu 3-4 th kedepan bisa dirolling kredit lunak dan murah dari Pemerintah. Bayangkan peremajaan sebanyak 9.000 unit truk, dapat ikut mendukung penghematan pemakaian Solar subsidi. Kedepan unit menjadi lebih muda dan irit memakai BBM jenis Dexlite.
“Melihat pandemi berkepanjangan ini perlu dilakukan trobosan besar dan segar bagi bisnis logistik transportasi, harapan kami bisa dilakukan oleh lintas Kementerian di Pemerintahan, antara lain BPH Migas, Pertamina, Kementerian ESDM, Kemenkoekuin dan Kemenkomarvest serta melibatkan asosiasi terkait,” pungkasnya.
(Bayu/MN)