Nelayan butuh perlindungan melalui instrumen hukum di suatu negara. (Foto: kompasiana.com)
Nelayan butuh perlindungan melalui instrumen hukum di suatu negara. (Foto: kompasiana.com)

CEO FishCoop Indonesia Muhamad Muhyin saat memberikan pelatihan kepada para petambak udang. (DokMuhyin)

Maritimnews, Jakarta – Di tengah kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), petambak udang skala kecil perlu memiliki pemahaman dan kemampuan tentang budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat penerimaan produk di pasar internasional, agar menghasilkan produk yang kompetitif, demikian disampaikan CEO FishCoop Indonesia Muhamad Muhyin di Jakarta, Rabu (02/03/2016).

Muhyin menjelaskan bahwa dalam kerangka itulah FishCoop Indonesia bekerja sama dengan Sustainable Fisheries Partnership (SFP) mengadakan pelatihan budidaya udang yang berkelanjutan bagi 100 orang petambak udang skala kecil di desa Nyamplungsari kecamatan Petarukan, kabupaten Pemalang Jawa Tengah, pada 27-28 Februari 2016 lalu.

“ Pelatihan ini memberikan pemahaman kepada para petambak  bahwa dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam seperti jerami, sekam padi, daun jeruju dan buah mengkudu dapat meningkatkan efektifitas budidaya yang pada akhirnya meningkatkan nilai jual udang mereka, karena di tambak dengan cara yang alami dan berkelanjutan,” ungkap Muhyin.

Agenda ini, lanjut Muhyin, adalah bagian dari upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-14 yakni melindungi dan melestarikan laut serta sumberdaya-nya demi pembangunan yang berkelanjutan.

Muhyin menegaskan bahwa selain diberikan pelatihan tentang teknis budidaya udang yang berkelanjutan, para kelompok petambak yang terbentuk, produknya akan difasilitasi pemasaran secara online oleh FishCoop Indonesia. (TAN)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *