Gorontalo siap menjadi Daerah Penyangga untuk Bitung
MNOL, Jakarta – Pelabuhan Bitung diproyeksikan oleh pemerintah untuk menjadi pintu gerbang utama perekonomian Indonesia di bagian timur. Pasalnya, baru-baru ini, pemerintah Indonesia bersama pemerintah Filipina juga telah menandatangani Deklarasi Bersama tentang Konektivitas Laut Indonesia–Filipina dengan menggunakan Kapal RoRo rute Bitung–Davao/General Santos.
Kapal yang melayani Rute Bitung-Davao/General Santos adalah Super Shuttle RoRo 12 dengan kapasitas 500 TEUS yang dioperasikan oleh Asian Marine Transport Corporation (AMTC). Pembukaan rute pelayaran baru ini diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Indonesia Timur dengan memberikan kontribusi dalam meningkatkan hubungan people-to-people contact di masa mendatang.
“Untuk sekarang ini, perdagangan pada tahap awal yang akan dikirim oleh Filipina melalui Davao menuju Bitung adalah produk tepung, sedangkan komoditas yang akan dibawa dari Bitung antara lain: jagung, kopra, dan mesin,” kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam acara Rakorna Pros Maritim di Jakarta (4/5) lalu.
Sehingga diharapkan Bitung akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi untuk daerah-daerah di sekitarnya. Memandang hal tersebut, Bupati Gorontalo Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalinggo meminta kepada pemerintah pusat untuk memperhatikan pembangunan daerah-daerah di sekitar Bitung.
“Daerah-daerah di sekitar Bitung kalau juga tidak dibangun maka peran Bitung tidak akan berpengaruh atau sama saja,” ujar Nelson saat mengunjungi Jakarta dalam acara Rakornas Poros Maritim tersebut.
Nelson pun menegaskan bahwa daerah-daerah di sekitar Bitung termasung Gorontalo merupakan daerah penyangga yang perlu juga diperhatikan infrasrukturnya.
“Kami juga memiliki potensi kelautan yang besar untuk dikembangkan yang akan menyangga Bitung sebagai pintu gerbang Indonesia dengan Filipina,” tambahnya.
Maka dari itu ia mengajak para pemimpin daerah di sekita Bitung untuk konsolidasi bersama membahas permasalahan ini. Nelson mencontohkan daerah yang dipimpinnya, Gorontalo, sebagai salah satu penyangga bagi Bitung namun pelabuhannya masih kurang mumpuni.
“Kalau infrastruktur pelabuhan bagi daerah-daerah penyangga bagi Bitung juga diperbaiki maka pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat Sulawesi tambah semakin baik,” bebernya.
Di antara potensi kelautan yang disampaikan oleh Nelson dalam kesempatan itu antara lain perikanan, pariwisata, serta hasil agrarian yang memerluk akses distribusi yang baik untuk dikirim ke daerah-daerah lainnya.
“Intinya kami siap menyangga Bitung sebagai sentra pertumbuah ekonomi di Indonesia timur khususnya Pulau Sulawesi,” pungkasnya.
(Adit/MN)