Published On: Wed, Jun 8th, 2022

Pulau Sangiang Dipenuhi Sampah, Sejumlah Relawan Galang Aksi

 

 

Aksi Bersih Pantai di Pulau Sangiang.

Jakarta (Maritimnews) – Sampah plastik merupakan salah satu masalah yang cukup besar dan menjadi salah satu ancaman bagi lingkungan hidup terutama pada kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Terkait itu, Pulau Sangiang dipilih menjadi titik audit sampah plastik di Banten bukan hanya karena perampasan ruang hidup masyarakat. Akan tetapi, pulau Sangiang juga diklaim oleh masyarakat nelayan sebagai titik pertemuan 4 arus gelombang air laut di Selat Sunda.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kabid Advokasi & Jaringan (PENA Masyarakat) Cholis kepada media beberapa waktu lalu. Menurutnya, kekayaan biota laut di pulau Sangiang sangat beragam dan juga menjadi pendaratan sampah plastik yang datang dari berbagai arah.

“Dari fakta tersebut sangat berkaitan erat antara keanekaragaman hayati dan juga plastik yang merusak habitat mereka. Bagi manusia, selain polusi air dan lingkungan, mikro plastik yang merupakan bagian dari plastik dan bentuknya yang tak nampak secara kasat mata menjadi ancaman cukup serius untuk kesehatan manusia, baik itu secara langsung ataupun melalui hewan yang tercemar ruang hidupnya,” jelas Cholis dalam keterangan persnya yang diterima Maritimnews, Rabu (8/6).

Pihkanya menggelar aksi kegiatan bersih pantai di pulau Sangiang. Kegiatan ini bukanlah aksi bersih biasa mengingat sampah yang terkumpul didata berdasarkan jenisnya untuk mengklasifikasi dan mengetahui produsen sampah plastik ini.

Sambung Cholis, dalam kegiatan ini, dilakukan metode 3 transek yang turut digunakan oleh BRIN dan DCA (Diver Clean Action).

“Dari kegiatan ini, kesimpulan sementara berdasarkan jumlah, sedotan plastik menjadi sampah plastik terbanyak, yang kemudian disusul oleh gelas plastik dari seluruh produsen minuman dalam kemasan. Dan kami juga sudah mendapati sample brand atau produsen penghasil sampah terbanyak yang mengotori laut dan pulau Sangiang,” bebernya.

Terlepas dari masalah sampah di darat di tiap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kabupaten/kota di Banten, sampah plastik yang berlabuh di Pulau Sangiang pun tak kalah menarik. Hal ini dikarenakan sampah itu terus berdatangan tiap waktu yang mengakibatkan penumpukan di sepanjang pesisir pulau Sangiang.

Cholis juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia belaka, tetapi menjadi rangkaian sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat luas dan sebagai bukti data lapangan untuk mendorong kebijakan penggunaan sampah plastik sekali pakai mulai dari hulu, yaitu produsen penghasil kemasan plastik pakai.

“Untuk itu, sebagai bentuk edukasi terhadap seluruh kalangan masyarakat Banten, di kemudian hari agenda ini dilanjutkan dengan pawai bebas plastik sebagai upaya dorongan kepada pemerintah agar mengeluarkan kebijakan terkait sampah plastik sekali pakai ini dan juga produsen penghasil sampah plastik dapat bertanggung jawab dalam masalah ini,” pungkasnya. (*)

 

 

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

alterntif text
Connect with us on social networks
Recommend on Google
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com