Dok Foto: Istimewa
Jakarta (Maritimnews) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 sebesar 5,31 persen, lebih tinggi daripada tahun 2021 sebesar 3,70 persen. Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku, ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 19,87 persen, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,97 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 9,47 persen.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menjelaskan pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan terdapat komponen transportasi penumpang, namun lapangan usaha itu dapat memberikan gambaran perkembangan sektor logistik.
Menurut Setijadi, peluang jasa logistik terbesar pada tahun 2023 diperkirakan pada lapangan usaha Industri Pengolahan yang pada tahun 2022 berkontribusi terbesar terhadap PDB sebesar 18,34 persen (Rp 3.591,8 triliun) dan tumbuh tumbuh sebesar 4,89 persen.
“Peluang terbesar kedua pada lapangan usaha Perdagangan yang berkontribusi sebesar 12,85 persen atau Rp 2.516,6 triliun dan tumbuh sebesar 5,52 persen diikuti Pertambangan yang berkontribusi sebesar 12,22 persen atau Rp 2.393,4 triliun dan tumbuh 4,38 persen,” jelas Setijadi kepada Maritimnews, Kamis (16/2).
Untuk menangkap peluang itu, Setijadi mendorong penyedia jasa logistik melakukan lima hal. Pertama, meningkatkan kapabilitas melalui standardisasi proses, teknologi, dan SDM.
Kedua, lanjut dia, meningkatkan kolaborasi antara penyedia dan pengguna jasa logistik, antar penyedia jasa logistik, serta antara penyedia jasa logistik dan operator fasilitas logistik.
Ketiga, meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi seperti big data analytics, artificial intelligence, internet of things, dan blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional logistik.
“Nah yang keempat, meningkatkan value added services. Proses konsolidasi, misalnya, sangat diperlukan pada sektor pertanian, perikanan, dan UMKM karena para pelaku industri ini banyak dan tersebar dengan volume produksi masing-masing yang kecil,” ungkapnya.
Masih kata dia, logistik dapat mendorong lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang pada tahun 2022 berkontribusi terhadap PDB sebesar 12,40 persen (Rp 2.428,9 triliun), namun tumbuh hanya sebesar 2,25 persen.
“Yang terakhir, meningkatkan kapabilitas dalam pengelolaan rantai pasok komoditas secara end-to-end. Hal ini akan meningkatkan daya saing komoditas nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok komoditas global,” pungkasnya. (*)
Jakarta (Maritimnews) - Dalam rangka penerapan program K3 sekaligus membangkitkan kesadaran pekerja, Koperasi Karya Sejahtera…
Tanjung Redeb (Maritimnews) - Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan kepelabuhanan, Kantor Unit Penyelenggara…
Catatan kecil dari Klinik Sentra Maritim Medika di Hari Pahlawan oleh: Wisnu Wardana (Kepala…
Jakarta (Maritimnews) - CMA CGM Foundation menunjukkan kepedulian terhadap masa depan anak Indonesia dengan melakukan…
Jakarta (Maritimnews) - Balai Kesehatan Kerja Pelayaran (BKKP) Kementerian Perhubungan meraih sertifikasi ISO 9001:2015 untuk…
Jakarta (Maritimnews) - KSO Terminal Petikemas Koja (TPK Koja) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia…