
Jakarta (Maritimnews) – Kemelut yang masih terus bergulir di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, tetap diikuti kinerja pelayanan operasional yang kondusif dan lancar. Bahkan throughput petikemas di terminal tersebut terbukti menunjukkan grafik peningkatan, dan Serikat Pekerja (SP) TPK Koja dipastikan menjaga langkah komitmennya dengan mengedepankan dialog.
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum SP TPK Koja, Farudi kepada Maritimnews di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Rabu (23/07), menanggapi kabar simpang siur yang harus diluruskan oleh pihak Serikat Pekerja.
Menurut Farudi didampingi Ketua KMPP Ujang Darmen, bahwa pihaknya selalu mengedepankan dialog dengan semangat objektivitas dan menepis jauh-jauh potensi mencoreng citra perjuangan pekerja yang selama ini dijaga dengan komitmen tinggi terhadap kondusifitas dan tanggung jawab profesional.
Adapun terkait pemberian kompensasi dan bonus kepada para pekerja bukanlah bentuk keistimewaan yang berlebihan, melainkan buah dari kerja keras para pekerja dengan masa bakti 25–28 tahun, serta kontribusi yang nyata terhadap kelangsungan dan reputasi operasional TPK Koja selama puluhan tahun.
“Apresiasi kepada pekerja tidak bisa diukur hanya dengan sudut pandang angka. Banyak dari kami adalah pekerja lapangan yang membangun sistem dengan pengalaman panjang, meskipun secara jabatan disebut ‘pembantu’. Namun kualitas kerja kami tidak bisa disamakan begitu saja,” tegas Farudi.
Hanya mengingatkan, pada tahun 2020, di tengah tantangan pandemi Covid-19, perbaikan dan penguatan Rel serta upaya perbaikan kinerja keuangan perusahaan, SP TPK Koja telah menunjukkan itikad baik dan tanggung jawab dengan melakukan relaksasi kesepakatan Perjanjian Bersama (PB), yang hanya diberlakukan untuk dua Tahun periode produksi tahun (2020–2021).
“Relaksasi bukan tanpa risiko bagi pekerja, namun kami memutuskan untuk tetap mendukung stabilitas perusahaan dengan semangat kolegialitas dan penguatan hubungan industrial,” pungkasnya.
(Bayu Jagadsea/MN)






