
Jakarta- Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia-Australia (IKAHAN) mengundang Laksamana (Purn) Dr Marsetio untuk memberikan pandangan sebagai pakar di bidang maritim terkait situasi Laut China Selatan dari sudut pandang Indonesia dalam forum Senior Advisory Group (SAG) IKAHAN di Hotel Shangri-La, Jakarta (16/9).
Marsetio mengatakan Laut China Selatan merupakan isu terkini khususnya pasca dikeluarkannya putusan Pengadilan Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag yang memenangkan gugatan Filipina terhadap China dalam sengketa di wilayah perairan tersebut.
“Masalah Laut China Selatan adalah isu yang dinamis sehingga penting bagi Indonesia untuk mencermati setiap perkembangan yang terjadi dalam rangka menjaga kepentingan nasional Indonesia” ucap Marsetio yang juga merupakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) periode 2012-2015 tersebut.
Acara tersebut merupakan salah satu pertemuan yang sifatnya strategis di bidang pertahanan khususnya hubungan bilateral antara Indonesia-Australia. Hadir dalam acara tersebut pejabat tinggi kedua belah negara yang pemikirannya sampai dengan saat ini masih menjadi pertimbangan strategis dalam hal pertahanan dan keamanan di negara masing-masing.
Marsetio bagi petinggi militer Australia adalah sosok yang dihormati dan dikagumi atas jasa-jasanya selama menjabat sebagai Kasal dalam menjaga dan meningkatkan hubungan bilateral kedua belah negara terutama di bidang Angkatan Laut.

Prestasinya tersebut kemudian membuat pihak Australia memberikan penghargaan sebagai perwira kehormatan Order of Australia (Divisi Militer) dan Marsetio menjadi perwira TNI pertama yang memperoleh penghargaan tinggi tersebut.
“Kutipan dari penghargaan ini menyebutkan karya Laksamana Marsetio dalam membangun kembali latihan gabungan reguler antara TNI-AL dan Royal Australian Navy, operasi-operasi patroli yang terkoordinir dan diplomasi pertahanan yang pragmatis dan terbuka pada masa sulit di 1999 dan 2014,” ucap Paul Grigson Duta Besar Australia untuk Indonesia ketika itu sebagaimana dikutip dari berbaga media di Jakarta Senin (26/10/2015).
Grigson mengatakan ketika itu bahwa penghargaan tersebut turut ditujukkan sebagai pengakuan upaya-upaya Marsetio memodernkan TNI AL. Dengan kondisi sekarang, menurut Australia, Angkatan Laut menjadi kekutan maritim terbaik di Asia.
Selain itu, Marsetio juga dipandang berhasil memotori pergelaran simposium kemaritiman internasional untuk regional Asia-Pasifik pada tahun 2013. Saat itu, konflik Laut China Selatan juga sedang meninggi tensinya, akan tetapi semua negara yang bertikai bersedia mengirimkan delegasi tingkat tingginya pada simposium yang dilaksanakan TNI AL tersebut.






