Published On: Fri, Mar 4th, 2016

Lagi, APMI Angkat Bicara Soal Kecelakaan Kapal

Foto: Detik-detik tenggelamnya KMP Ravelia II di Selat Bali (Dispenal)
Maritimnews, Jakarta – Terkait tenggelamnya kapal KMP Ravelia II di Selat Bali siang tadi. Lagi-lagi Assosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) melalui Sekjennya, Ahlan Zulfakhri angkat bicara soal peristiwa itu. Kepada maritimnews.com, lulusan Perkalan Undip itu menyatakan pemerintah belum serius dengan visinya yaitu poros maritim dunia.

“Di awal tahun 2016 ini sudah 2 kali terjadi kecelakaan kapal pertama adalah kapal tanker KM Azula dan siang tadi KMP Ravelia II tenggelam di Selat Bali. Ini menunjukan tidak seriusnya pemerintah dalam membangun poros maritim,” ujarnya dengan lantang.

Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus mengambil tindakan konkret agar bisa menyelesaikan permasalahan kecelakaan kapal. Karena berdasarkan catatannya, berkali-kali terjadi kecelakaan kapal lantaran Kemenhub yang membawahi pelabuhan-pelabuhan dan Syahbandar kurang teliti dalam mengecek kesiapan kapal yang hendak berlayar.

Selain itu, Ahlan mengulas pekara regulasi juga masih belum memadai, sehingga tumpang tindih peraturan malah semakin membuat para pemangku kebijakan loss dalam ketelitian pemeriksaan kapal.

“Jangan sampai nyawa manusia jadi taruhan kelalaian regulasi,” tegasnya.

Untuk itu, dalam hal ini APMI sudah memberikan catatan buruk kepada pemerintah mengenai penanganan kecelakaan kapal sejak tahun 2015. Organisasi kepemudaan yang bergerak di bidang maritim itu sangat mengecam tindakan Kemenhub yang tidak bertangung jawab terhadap keamanan dan keselamatan di laut.

“Ini permasalahan besar pemerintah agar harus segera bertindak, jika tidak ingin Indonesia malu di mata dunia, bicara poros maritim, namun kecelakaan kapal sudah dua kali di awal tahun,” selorohnya.

Selanjutnya, APMI meminta agar DPR turun membuat Pansus untuk menangani kasus ini khususnya kecelakaan kapal. “Jika Pelindo yang katanya merugikan negara saja dibentuk pansus, bagaimana dengan kasus kecelakaan kapal yang langsung merengut nyawa manusia,” cetusnya.

Masih kata Ahlan, kasus ini juga memerlukan restrukturisasi Kemenhub. Karena kesimpulannya, hal ini sudah tidak bisa ditolerir lagi dan perlu sebuah tindakan tegas dari presiden agar ke depan kecelekaan kapal tidak lagi terjadi di Indonesia.

“Ini soal wajah maritim indonesia di mata dunia, kami harap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang substantif terkait hal ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator bidang Riset dan Teknologi APMI, Muhammad Iqbal menambahkan berdasarkan ketetapan International Maritime Organization (IMO) yang bertanggung jawab adalah Port State Control (PSC).

“Tugas PSC adalah memeriksa kondisi kapal sebelum berlayar dan itu berlaku international,” beber Iqbal.

Siang tadi, KMP Ravelia II  mengalami kebocoran dan miring pada posisi di belakang Hotel Banyuwangi Beach atau Bouy Kabel Head sebelah utara kurang lebih seratus meter dari Bouy kuning Kabel Head. Kemudian tepat pukul 13.10 WITA, KMP Ravelia 2 tenggelam pada posisi tersebut.

Kapal LCT Ravelia II bergerak dari Gilimanuk menuju Ketapang dengan mengangkut 2 unit truk besar, 1 unit pick up, 4 unit tronton, 18 unit truk sedang dan 4 kendaraan kecil total 25 unit. Upaya SAR dilakukan oleh seluruh awak kapal KMP, 2 Patkamla dan 1 perahu karet Lanal Banyuwangi, kapal patroli Polair, dan belasan kapal-kapal nelayan. Hingga berita ini diturunkan, masih membutuhkan informasi lebih lanjut dari proses evakuasi SAR di lapangan.(TAN)

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com