Cuaca Ekstrem Diduga Penyebab Kecelakaan Tenggelamnya Kapal Pompong di Penyengat
MNOL, Tanjungpinang – Kapal pompong yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Tanjung Pinang menuju pulau Penyengat membawa 17 penumpang mengalami kecelakaan dan tenggelam, Minggu (21/8) pukul 11.15 WIB. Diduga cuaca ekstrem, hujan dan cuaca buruk disertai angin kencang penyebab terjadinya kecelakaan.
Kapal kayu atau pompong (dibawah 7 GT) merupakan sarana penyeberangan yang banyak digunakan oleh masyarakat sekitar wilayah Kepulauan Riau. Kapal kayu yang mengalami kecelakaan itu tengah membawa 17 penumpang terdiri dari 1 orang anak-anak dan 16 orang dewasa.
“Dari 17 orang penumpang, 2 orang ditemukan hidup dan mengalami luka-luka, 10 orang meninggal dunia dan 5 orang belum ditemukan,” terang plt Kabag Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut, Wisnu Wardana kepada Maritimnews.
Wisnu menjelaskan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM menyampaikan rasa duka yang sedalam-dalamnya bagi para korban kecelakaan kapal dan telah memerintahkan petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) melakukan pertolongan para korban kecelakaan kapal pompong tersebut.
“Ditjen Hubla mengerahkan kapal dan petugas KPLP dari pangkalan Tanjung Pinang dan Tanjung Uban dan koordinasi dengan tim SAR dan instansi terkait untuk segera memberikan pertolongan dan pencarian korban kecelakaan kapal,” ujar Wisnu.
Kapal Patroli KPLP KN.431, KN. 521 dan KN. 5008 serta tim SAR masih terus mencari korban kecelakaan dan memaksimalkan pencarian dengan memanfaatkan peralatan pencarian korban tenggelam dengan optimal.
Sebagai informasi, Kapal pompong adalah kapal tradisional di bawah 7GT, pengawasannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan tidak mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk operasinya kapal ini.
Namun demikian, Ditjen Hubla Kemenhub selalu memberikan pertolongan dan melakukan pencarian korban kecelakaan. (Bayu/MN)




















