SP JICT Ancam Mogok, Pengamat: Please, Jangan Bodohi Publik!

Pengamat Maritim Siswanto Rusdi. (Foto: DokPribadi)

MN, Jakarta – Sepak terjang Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) yang suka bergaduh dengan manajamen PT JICT terkait tuntutan mereka atas pembayaran bonus tahunan. Dalam setiap aksi memperjuangkan kehendak mereka itu, SP JICT yang diketuai oleh Nova Softyan Hakim selalu menggunakan jargon untuk “kepentingan nasional” dan mengancam akan melakukan aksi mogok kerja jika tuntutannya tidak disetujui.

Sehubungan dengan rencana aksi mogok SP JICT pada 3 hingga 10 Agustus 2017 mendatang bukan suatu solusi unuk memecahkan masalah. Beberapa waktu sebelumnya, SP JICT juga merencanakan aksi yang sama namun batal digelar setelah berunding dengan pihak manajemen PT JICT.

National Maritime Institute (Namarin) merasa prihatin atas perkembangan yang ada karena dapat mempengaruhi pelayanan terhadap pengguna jasa yang bersandar di terminal yang dioperasikan oleh PT JICT. Mengingat terminal tersebut merupakan salah satu mata rantai dari kegiatan kepelabuhanan/logistik yang lebih luas.

Menurut Direktur Namarin, Siswanto Rusdi, aksi mogok dipastikan akan mengganggu operasional fasilitas terkait.“Pelabuhan itu milik publik, bukan miliknya SP JICT. Jangan sandera terminal dengan ancaman mogok terus-menerus,” kata Siswanto dengan nada prihatin di Jakarta, (30/7).

Melalui pesan singkatnya yang diterima redaksi MN, Siswanto menilai ancaman mogok sudah menjadi senjata SP JICT dalam memaksakan kehendak mereka. “Mereka telah menyandera terminal peti kemas sebagai alat bargaining. Karenanya, pada derajat tertentu, SP JICT sudah melakukan abuse of power dari hak yang diberikan oleh UU kepada mereka.

Lebih lanjut, pengamat maritim yang dikenal kritis ini menyatakan bahwa  aksi mogok yang akan dilakukan oleh SP JICT kehilangan semua alasan pembenaran. Justru hal itu dapat berakibat fatal pada kemajuan maritim nasional yang saat ini tenga dibangun.

“Semua orang tahu pendapatan pekerja JICT paling tinggi se-Indonesia. Sehingga, keinginan mereka yang meminta perbaikan kesejahteraan melalui bonus terasa menampar harga diri pekerja lain yang masih berkutat memperjuangkan hak normatif mereka. Jadi, please, SP JICT berhenti membodohi publik dengan aksi mereka yang selalu dibungkus nasionalisme itu. Jangan sampai publik muak dengan mereka,” seloronya.

Pria asal Sumatera Barat ini meminta SP JICT mengurungkan niat menggelar aksi mogok dan fokus bekerja demi kelancaran proses bongkar-muat peti kemas di Tanjung Priok.

“Dengan bekerja benar para pekerja JICT akan dinilai publik sebagai manusia yang bersyukur atas kesejahteraan yang telah dinikmati selama ini, pungkas Siswanto.

 

(Adit/MN)

 

maritimnew

Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Share
Published by
maritimnew

Recent Posts

Keunggulan IPCC Integrated Auto Solutions Menarik Investor

Jakarta (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) sebagai pemimpin ekosistem…

17 hours ago

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Staff Ahli Menhub Tinjau Pelabuhan Teluk Bayur

Teluk Bayur (Maritimnews) - Dalam rangka meningkatkan dan memastikan kondisi fasilitas di pelabuhan Teluk Bayur…

6 days ago

Bangun Budaya Kerja, Pelindo Makassar Punya Cara Tersendiri 

Makassar (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 punya cara tersendiri untuk…

1 week ago

DJBC Kalbar Tindak 437 Kasus Senilai Rp274,7 M

Pontianak (Maritimnews) - Selama tahun 2025, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Kalimantan Barat dalam menjalankan…

2 weeks ago

Pelabuhan Korido dan RTRW Kabupaten Supiori 2025 – 2040

Papua (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Pelabuhan Korido dan sekitarnya telah diselenggarakan…

3 weeks ago

Kesiapan Industri Pelayaran Memasuki Era ESG

Oleh: Dayan Hakim NS* Istilah ESG (Environmental, Social, and Governance) saat ini sedang ramai diperbincangkan…

4 weeks ago