Published On: Tue, Oct 10th, 2017

Pensiun dari Dunia Ketentaraan, Sertu Mar (Purn) Rachmat Subekti Berbisnis Kuliner

Sertu Mar (Purn) Rachmad Subekti .

Sertu Mar (Purn) Rachmad Subekti .

MN, Bekasi – Berbisnis perlu keberanian dan harus tahan uji. Karena bisnis itu keras. Bussiness is hard , you must do hard. Jangan pernah menyerah jika gagal , karena kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda harus bangkit dan ulangi lagi, lagi dan lagi. Pilihlah satu bidang saja dan tekuni.

Jangan berganti-ganti. Nanti pasti kita akan paham dari a sampai z. Bila gonta ganti usaha sejatinya kita tidak pernah pintar dengan satu hal dan mencerminkan kita adalah orang yang mudah menyerah dan putus asa. Sebaiknya bersabar dan selalu memohon petunjuk Yang Maha Kuasa .

Itulah beberapa kiat berbisnis yang dilakoni oleh Sertu Mar (Purn) Rachmat Subekti.

Sertu Mar (Purn) Rachmad Subekti merupakan salah satu Marinir yang punya naluri bisnis sejak masih aktif sebagai Marinir. Gemblengan sebagai Marinir yang keras menambah jiwa bisnisnya semakin matang. Kini ketika sudah pensiun pria kelahiran Jogjakarta 50 tahun lalu ini membuka sebuah restoran makanan “steak” yang cukup berkelas.

Bersama istrinya Ny. Sri Haryati, Bang Bekti sapaan akrab di angkatannya Dikcatam (Pendidikan Calon Tamtama ) Angkatan 59 tahun 1984 membuka makanan ala “ western “ yang butuh penanganan ekstra ini.

Memperkerjakan tidak kurang 18 orang karyawan di dua ruko dengan tiga lantai, Bang Bekti menyajikan aneka rasa steak ala New Zeland, Australia, dan Amerika.

Dua ruko disulap menjadi satu dan dijadikan tempat “kongkow” yang cukup artistik penuh keunikan.

Tempatnya yang tidak berada di pinggir jalan raya membuat susana terasa lebih nyaman. Lampu warna warni dengan dinding model bata merah yang tertata rapi. Ornamen dan hiasan ekslusif menambah kesan para pengunjung serasa makan di resto negeri jiran dengan harga terjangkau. Jadi tidak perlu lagi ke negeri orang untuk menikmati lezatnya kuliner para “cow boy” ini.

“Memang semua ini saya bangun dengan kerja , usaha, dan doa yang keras. Semua saya desain sendiri dengan memanfaatkan sosial media. Semua ini, murni ide saya untuk masalah desain interior ini,” tutur Alumni Dikcabareg (Pendidikan Calon Bintara Reguler ) tahun 2012 ini.

“Saya pernah cari pengalaman di Selandia Baru. Di sana punya pengalaman membuat steak. Alhamdulillah itu bisa saya pakai. Sekarang saya sudah pensiun jadi saya sekarang sudah punya waktu penuh kelola usaha ini. Bahan Baku seperti daging sapi, didukung oleh importir terkemuka. Untuk daging, saya gunakan daging yang diimpor oleh perusahaan seperti PT. Indoguna Masuya dan PT. Sukandah, ” jelas pria yang sudah menunaikan ibadah haji 2013 lalu.

Nuansa restonya memang artistik, satu hal yang unik yakni dengan membutuhkan bahasa Jawa untuk membedakan toilet, yakni lanang untuk pria dan wadon untuk wanita.

“Resto steak ini saya kasih nama “Steak house 818” memang ada sejarahnya. Beberapa nama memang pernah istri dan keluarga usulkan dan saya rancang. Namun 818 yang pas di hati saya.

Semoga membawa keberkahan. 818 merupakan gabungan dari angka kelahiran kedua anak saya dan istri saya. Kedua anak saya lahirnya tanggal 8, sedang 18 berasal dari tanggal lahir istri saya. Dan jika dihitung jumlahnya 8. Angka bagus menurut itungan Jawa,” ungkapnya.

Menurutnya, Berbisnis harus ulet dan jangan lupa untuk selalu berdoa dan berusaha bekerja dan bersabar serta bertawakal agar berhasil. Semua yang diberikan Tuhan kepada kita adalah ujian.

“Manusia sering lupa jika diberi lebih, akhirnya salah jalan dan Tuhan akhirnya mencabut nikmat itu. Setelah itu, kita baru sadar. Saya beberapa kali mengalami ini, bisnis saya hancur, anak yang saya cintai lebih dahulu meninggalkan saya,” tutur Pria yang pernah berdinas di Timor Timur dan Ambon ini.

“Saya ingin mengisi masa tua saya dengan berbisnis dan beribadah, sambil menjaga keluarga, saya juga mengajak rekan-rekan untuk berwira usaha. Banyak waktu yang bisa kita lakukan, saya siap berbagi pengalaman,” ajaknya.

“Menjalani Pendidikan Marinir memang berat , tetapi lebih berat menjaga diri selama berdinas sebagai Marinir. Alhamdulillah saya lulus menjalani tugas sebagai Marinir hingga pensiun dengan hormat setelah mengabdi selama 31 tahun dengan berbagai macam dinamikanya,” pungkas Bang Bekti di restonya yang berlokasi di Jalan Lotus Timur Unit Blok RSOD 18 Grand Galxay Bekasi Timur yang baru dilakukan “soft opening” 1 Oktober 2017 lalu.

Ayah dari Fadjar Fadli, Febby Qorry Marini, Fiscal Hafidz Rafif berharap semoga usaha yang dijalaninya menjadikan barokah dunia akhirat.

About the Author

- Redaktur

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com