Published On: Mon, Apr 3rd, 2023

Tiga Bank di AS Bangkrut, Ekonomi Indonesia Jangan Panik

 

Ilustrasi Foto. Dok Antara.

Jakarta (Maritimnews) – Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono menilai pernyataan pejabat dan tokoh publik yang diberitakan akhir-akhir ini cenderung berlebihan. Hal itu terkait dengan kekhawatiran krisis di Amerika Serikat usai collapse-nya tiga bank swasta yang menurut Bambang Haryo, tentu bisa menjerumuskan Presiden Jokowi dan seluruh pelaku usaha bahkan seluruh rakyat Indonesia.

Kekhawatiran itu terjadi, setelah tiga Bank di Amerika yakni Sillicon Valley Bank (SVB), Signature Bank dan Silvergate Bank mengalami kebangkrutan yang opininya seakan berakibat krisis di negeri Paman Sam tersebut.

“Faktanya, kondisi ekonomi di Amerika saat ini tidak dalam keadaan krisis dan bahkan ekonominya cenderung stabil bahkan meningkat dibanding sebelum pandemi Covid-19,” ucap Bambang dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (3/4/23).

Bambang Haryo yang merupakan Alumni ITS Surabaya itu menilai para pejabat dan tokoh publik seharusnya dapat memberikan informasi dan pernyataan  yang benar dan berdasar.

“Harus membangun optimisme kepada pelaku usaha dan seluruh rakyat Indonesia, bukan malah menjerumuskan, sehingga ekonomi di Indonesia dapat kembali menggeliat,” tegasnya.

Menurut Anggota DPR-RI periode 2014-2019 ini, berdasarkan data, Silicon Valley Bank (SVB) adalah Bank yang mempunyai urutan 16 terbesar di Amerika, sedangkan Signature Bank adalah bank yg mempunyai urutan ke-29 dan Silvergate Bank mempunyai urutan ke-113.

“Sehingga kebangkrutan ketiga bank di Amerika tersebut pengaruhnya sangat kecil dan relatif tidak ada bagi perekonomian di Amerika karena dari data tahun 2022 jumlah keseluruhan bank di Amerika ada sebanyak 4.844 bank yang sebagian besar justru mengalami peningkatan pendapatan di tahun 2022 dibanding tahun 2019 sebelum Covid,” jelasnya.

Ia mencontohkan bank terbesar nomor 1 di Amerika yaitu JP Morgan Chase & Co mempunyai pendapatan tahunan (Annual Revenue) di tahun 2022 sebesar 154,792 Milyar USD yang naik signifikan dari tahun 2019 sebelum Covid sebesar 142,515 Milyar USD.

“Sedangkan Bank pada urutan nomor 2 terbesar di Amerika yaitu Bank of America jumlah pendapatan tahunan (Annual Revenue) juga mengalami kenaikan sebesar 115,053 Milyar USD di tahun 2022 dibanding pendapatan tahunan 2019 sebesar 113,589 Milyar USD,” jelasnya lagi.

Bambang Haryo Soekartono.

Kata pemilik sapaan akrab BHS, bahkan pertumbuhan ekonomi di Amerika pun mengalami kenaikan signifikan di tahun 2022 sebesar 2,7 % dari tahun 2019 yang hanya sebesar 2,2%. Apalagi beberapa negara ASEAN bahkan Eropa, lanjut dia, juga mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

“Misalnya Vietnam di 2022 sebesar 8,02%, naik cukup tinggi dibanding 2019 sebelum Covid sebesar 7,02%, Malaysia juga mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tahun 2022 sebesar 8,7% dari tahun 2019 yang hanya sebesar 4,41%, bahkan pertumbuhan ekonomi Malaysia di tahun 2022 merupakan yang tertinggi selama kurun waktu 22 tahun semenjak tahun 2000,” bebernya.

Masih kata BHS, Filipina pertumbuhan ekonominya naik pesat di tahun 2022 sebesar 7,6% dari tahun 2019 sebesar 6,12% bahkan negara Eropa seperti Inggris mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa tinggi sebesar 4,1% di tahun 2022 dari tahun 2019 yang hanya sebesar 1,6%.

“Saya sangat mengharapkan kekhawatiran pejabat dan tokoh  publik dan yang diberitakan akhir akhir ini di media mainstream tidak perlu diekspos, dibesar-besarkan ke masyarakat, karena ini tentu akan berdampak terhadap stagnasi dan perlambatan ekonomi akibat pelaku usaha enggan berinvestasi dan bahkan masyarakat enggan berbelanja,” ungkap BHS.

Di sisi lain, BHS juga mengapresiasi kebijakan pemerintah Jepang dalam memulihkan kondisi ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan yang mendorong masyarakatnya untuk berbelanja dan berwisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemberian insentif yang disebut Community Development Certificate untuk masyarakatnya yang mau travelling dan berbelanja guna menumbuhkan ekonomi pasca Covid.

“Sehingga ekonomi di Jepang saat ini lebih membaik dibanding tahun 2019 sebelum Covid. Dan ini sebetulnya seiring dengan apa yang pernah Presiden Jokowi sampaikan agar masyarakat beramai-ramai berbelanja, nonton konser dan berwisata guna menumbuhkan ekonomi pasca Covid,“ tutup BHS. (*)

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com