
Maritimnews, Gorontalo – Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di Wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat menjadi bagian penting dalam menjaga kedaulatan NKRI dari rongrongan negara lain. Hal tersebut merupakan pesan yang disampaikan Waasops Panglima TNI, Laksma TNI Harjo Susmoro dalam kunjungannya ke Yonif 713/Satya Tama Kodam VII/Wrb, Gorontalo, (17/3/16).
Dalam paparannya, Waasops Panglima TNI menekankan perlunya kesiapan ekstra guna menghadapi semakin tingginya ancaman di daerah perbatasan antara RI-Malaysia.
Di antaranya sering terjadi penyelundupan komoditas terlarang dan penyusupan TKI ilegal serta pembalakan liar di daerah perbatasan. Sambung Waasops, hal ini harus menjadi salah satu prioritas pencapaian tugas pokok dari Satgas Yonif-713/Satya Tama sehingga dapat bersinergi dengan Satkowil dan instansi lainnya dalam mendukung proses tersebut.
“Kuatnya pengaruh non state actors yang dengan sengaja melakukan berbagai tindakan melanggar hukum juga turut memperkeruh dinamika situasi di wilayah perbatasan RI-Malaysia,” ujar Waasops.
Ulas Waasops, Salah satu titik kuat dari keberhasilan TNI di berbagai daerah operasi adalah kemampuan untuk merebut hati rakyat sehingga bersedia dengan tulus ikhlas untuk mendukung pelaksanaan operasi yang dilaksanakan.
“Atas dasar itulah, saya tekankan kepada para Perwira dan Bintara sekalian agar dalam merencanakan kegiatan Binter untuk senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta,” ucapnya.
Di akhir penyampaiannya, Waasops mengingatkan Salah satu godaan yang terberat di wilayah perbatasan adalah masalah uang panas yang akan banyak ditawarkan oleh sindikat penyelundup untuk menyuap aparat yang menjaga wilayah perbatasan guna dijadikan backing maupun meloloskan berbagai komoditas terlarang melalui lalu lintas pos perbatasan.
“Perlu saya tegaskan kepada kalian untuk jangan sekalipun tergoda karena bila kalian melakukan berbagai kegiatan ilegal dengan alasan mencari tambahan maka kalian tidak saja mengkhianati amanat negara melainkan juga menimbulkan kerawanan,” pungkasnya.
Sementara itu, Pabandya-3/Gunkuat Spaban IV/Ops Sops Letkol Laut (P) Salim yang turut mendampingi Waasops Panglima TNI menyatakan dalam pesan singkatnya mengenai sikap tegas kepada siapa pun yang berupaya menghancurkan NKRI.
“Telah saya sampaikan kepada para prajurit TNI yang bertugas dalam Satgas Pamtas RI-Malaysia agar menghancurkan siapa pun yang merongrong NKRI,” tegas Salim.
Pengalamannya saat menjadi Komandan KRI Untung Suropati, kerap bentrok dengan Angkatan Laut Tentara Diraja Malaysia sewaktu memasuki wilayah Ambalat. Sayangnya, saat itu tidak ada perintah dari pimpinan untuk menembak terlebih dahulu.
Padahal saat itu, dirinya beserta pasukan TNI lainnya sudah geram melihat Tentara Diraja Malaysia menginjak-injak kedaulatan NKRI baik di darat maupun laut.
“Gunakan segala kemampuan yang ada, Tidak ada alasan untuk menunda, gunakan tanganmu, gunakan kakimu, gunakan otakmu untuk menggugah akalmu. Jika engkau lelah bayangkan sakitmu, betapa berartinya setiap jengkal tanah NKRI ini,” tandasnya dengan penuh semangat.
Dalam upaya mempertahankan itu, lulusan AAL tahun 1995 itu menegaskan tidak ada yang sia-sia dari perjuangan kalian para, patriot bangsa. Apa yang telah dilakukan oleh pasukan Pamtas RI-Malaysia ini akan terkenang sepanjang zaman.
“Tidak ada lagi darah dan air mata yang sia-sia. Hanya keutuhan wilayah dan jagat gemilang ini yang menjadi kebanggan kita,” pungkas Pamen TNI AL penulis buku “Kodrat Maritim Nusantara” itu. (TAN) .






