Hadapi MEA, Mahasiswa KKN UNDIP Beri Penyuluhan Inovasi Hasil Perikanan
Maritimnews, Semarang – Potensi produk dan geografis strategis untuk menghasilkan sumberdaya perikanan menjadi modal besar Indonesia dalam memanfaatkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai langkah mensejahterakan masyarakatnya. Dalam hal ini Indonesia bisa menjadi negara penghasil produk perikanan baik komoditas mentah maupun komoditas olahan.
Menghadapi itu, masyarakat dalam hal ini perlu diarahkan kepada inovasi produk yang dihasilkan oleh daerah masing-masing, sebagai pengoptimalan potensi dan membuka lowongan pekerjaan atau industri rumahan.
Hal tersebut menjadi tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang bertempat di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hendra Wiguna yang merupakan Tim 1 KKN memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Inovasi olahan hasil perikanan.
Menurutnya saat memasuki MEA sudah seharusnya Indonesia menjadi negara penghasil komoditas olahan perikanan, karena dapat meningkatkan nilai tambah guna membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat lokal. ”Terlebih–lebih pada tahun 2016, anggaran pembangunan desa diarahkan atau dialokasikan untuk ”Program Pemberdayaan, oleh karena itu harus dignakan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat desa,” ulas Hendra.
Komoditi Bakso Ikan
Masyarakat Candirejo yang dalam kesehariannya bekerja sebagai pembudidaya ikan dan nelayan memiliki aktivitas utama di Danau Rawa Pening. “Salah satu contoh inovasi yang dicontohkan kepada ibu–ibu PKK dalam hal ini adalah “Bakso Ikan”, harapannya setelah penyuluhan tim PKK ini dapat mengembangkan potensi yang ada menjadi sebuah olahan sebagai ciri khas Candirejo,” ungkapnya.
Hadirnya inovasi dapat menambah nilai yang biasanya hanya dijual dalam bentuk komoditas produk mentah. Maka dari itu masyarakat selain mengoptimalkan potensi sumberdaya perikanan (eksploitatif) yang ada juga perlu adanya inovasi sebagai penambah nilai jual suatu produksi terutama dalam menghadapi MEA saat ini.
TIM KKN yang berjumlah 13 orang ini juga mengajak masyarakat untuk berinovasi guna meningkatkan daya saing perekonomian. “Selain nilai jualnya yang lebih tinggi juga kandungan dari bakso ikan ini memiliki nilai gizi yang tinggi. Hal ini juga bisa menjadi upaya pendukung peningkatan Gizi masyarakat dan Gerakan Makan Ikan yang dicanangkan oleh KKP serta dapat mensejahterakan nelayan yang ada di Rawa Pening atau pembudidaya Candirejo dan sekitarnya,” tambah Hendra.
Pentingnya BPJS bagi Nelayan
Selain mengenai inovasi hal lain yang tidak boleh dilewatkan adalah mengenai informasi BPJS, hal ini dirasa penting mengingat akses dan faktor sosial ekonomi sangat berpengarung terhadap akses kesehatan.
“Masyarakat belum begitu mengenal mekanisme penggunaan BPJS. Kadang acuh tak acuh terhadap faktor teknis dalam oprasional suatu pekerjaan,” terang Mahasiswa Perikanan Undip tersebut.
Selanjutnya, Tim I KKN Mahasiswa UNDIP Desa Candirejo juga memberikan pengetahuan mengenai pembuatan MOU. “Ke depannya UMKM setiap desa kemungkinan akan menjadi ladang tambang bagi investor lokal maupun asing mengingat adanya MEA, oleh karenanya perlu adanya pengenalan MOU kerjasama agar masyarakat kedepannya benar-benar siap menghadapi perdagangan MEA dan Global,” ujar pria yang aktif dalam Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) Cabang Semarang itu.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari ibu-ibu PKK Candirejo. “Mudah-mudahan program pemberyaan desa serta potensi perikanan Desa Candirejo ke depannya mampu menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarkatnya,” tutup Hendra.