Mengenal KRI Oswald Siahaan, Sang Penangkap Kapal Penyelinap Asal China
KRI Oswald Siahaan
KRI Oswald Siahaan saat bertugas menjaga kedaulatan NKRI

MNOL-Jakarta, Beberapa hari yang lalu, media informasi nasional kita diramaikan dengan berita penangkapan kapal nelayan China di Laut Natuna yang dilakukan oleh KRI Oswald Siahaan (354). Kejadian ini bermula tatkala saat KRI Oswald Siahaan (354) sedang berpatroli di perairan Kepulauan Natuna tiba – tiba melihat ada tindakan mencurigakan yang tertangkap oleh radar. Lalu KRI Oswald Siahaan (354) pun mendatangi lokasi yang dicurigai tersebut dan mendapati adanya Kapal  Nelayan China Gui Bei Yu 27088.

Petugas berhasil menangkap kapal nelayan China tersebut meskipun diwarnai dengan beberapa kali tembakan peringatan serta satu kali tembakan mengarah ke lambung kapal. Selain itu, kapal penjaga pantai China juga terus membanyangi aksi penangkapan ini.

Penangkapan ini merupakan suatu kebanggaan bagi Angkatan Laut kita. Meski dibayang – bayangi oleh aksi kapal penjagapantai China yang melakukan aksi shadowing, tidak menyurutkan para prajurit angkatan laut kita untuk mengambil tindakan tegas.

Sedikit mengenal tentang KRI Oswald Siahaan (354) yang berhasil menangkap kapal penyelinap asal China tersebut. KRI Oswald Siahaan (354) merupakan kapal urutan ke empat dari fregat kelas Ahmad Yani. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional, penamaan kelas kapal diberikan pada kapal yang pertama ada di kelas tersebut. Karena KRI Ahmad Yani merupakan kapal pertama di dalam kelas ini, maka seluruh kapal sekelas berikutnya akan masuk ke dalam kelas Ahmad Yani.

Kapal ini awalnya merupakan milik Kerajaan Belanda HMNLS Isaac Sweers F805 yang dibeli Indonesia pada tahun 1986. Bertugas sebagai armada patroli sekaligus armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam, serta anti pesawat udara. Dibangun pada tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Vlissingen, Belanda dan masih berkerabat dekat dengan fregat milik angkatan laut Inggris dai kelas HMS Leander.  Saat beralih kepemilikan dari Kerajaan Belanda kepada Indonesia, kapal ini ditingkatkan dahulu kemampuannya, seperti pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Selain itu, pada tahun 2010 dilakukan penggantian senjata rudal oleh PT. PAL yang semula menggunakan rudal 8x Harpoon McDonnel Douglas buatan USA diganti dengan rudal 4x P-800 Oniks Yakhont buatan Rusia.

Saat ini KRI Oswald Siahaan dipersenjatai dengan 4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan P-800 Oniks, 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda, 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi), 2 Senapan mesin 12.7mm, serta 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung).

KRI Oswald Siahaan juga memiliki radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32, kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control, serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Dan sebagai sarana pertahanan diri, KRIOswald Siahaan dilengkapi juga dengan dua peluncur decoy RL.

Lain daripada itu, KRI Oswald Siahaan (354) juga memiliki dek untuk helikopter yang di masa lalu di tempati oleh Heli  Westland Wasp HAS 1 yang kini telah pensiun.

Dengan berat 2,922.1 ton, dimensi  113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter, dan bermesin diesel 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, serta Renk SWUF 98 gearboxes yang mampu menghasilkan tenaga 11800 hp, KRI Oswald Siahaan (354) siap menjaga kedaulatan NKRI seperti yang ditunjukan saat bertugas di perairan Ambalat ataupun seperti saat menangkap kapal nelayan China tersebut. (APS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *