FishCoop Indonesia Siapkan Petambak Udang Hadapi MEA

Sosialisasi petambak udah untuk hadapi MEA

MNOL, Pati  – Di tengah kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), petambak udang skala kecil perlu memiliki pemahaman dan kemampuan tentang budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat penerimaan produk di pasar internasional, agar menghasilkan produk yang kompetitif, demikian disampaikan CEO FishCoop Indonesia Muhamad Muhyin di Pati Jawa Tengah, pada pertengahan Juli lalu.

Muhyin menjelaskan bahwa dalam kerangka itulah FishCoop Indonesia bekerja sama dengan Sustainable Fisheries Partnership (SFP) mengadakan pelatihan budidaya udang yang bebas penyakit dan ramah lingkungan bagi 100 orang petambak udang skala kecil di desa Lengkong kecamatan Batangan dan desa Bakaran Wetan kecamatan Juwana, pada Sabtu (16/07/2016).

“Pelatihan ini memberikan pemahaman kepada para petambak  bahwa dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam seperti jerami, sekam padi, daun jeruju dan buah mengkudu dapat meningkatkan efektifitas budidaya yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai jual udang mereka, karena ditambak dengan cara yang alami dan ramah lingkungan,” ungkap Muhyin.

Agenda ini, lanjut Muhyin, adalah bagian dari upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-14 yakni melindungi dan melestarikan laut serta sumberdaya-nya demi pembangunan yang berkelanjutan.

Rizki Dwinanto perwakilan SFP yang hadir langsung mendampingi petambak menegaskan bahwa selain diberikan pelatihan tentang teknis budidaya udang yang berkelanjutan, para petambak diharapkan mampu menerapkan teknis budidaya ini secara berkelompok, karena aktifitas budidaya tidak dapat dijalankan secara individu, mengingat lokasi antar tambak saling berdekatan satu sama lain, demikian ungkap alumni budidaya perikanan IPB ini.

Dalam hal pencegahan penyakit, Ir. Djaja Subagja Dinata yang menjadi pemateri utama dalam pelatihan ini menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat untuk mengobati penyakit pada udang, yang paling bijak, mudah, dan murah dilakukan petambak adalah melakukan pencegahan melalui manajemen zona dan menerapkan prinsip biosecurity.

Djaja sendiri sudah dikenal luas dikalangan petambak udang khususnya Vannamae sebagai pengusaha tambak sukses yang menerapkan budidaya ramah lingkungan baik secara intensif maupun tradisional.

Pelatihan ini juga didukung oleh Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Pati, IDH, Walmart Foundation dan Shrimp Club Indonesia sebagai panitia lokal.

 

maritimnew

Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Share
Published by
maritimnew

Recent Posts

Nataru 2025/26, Pelabuhan Priok Hadirkan PIJAR

Jakarta (Maritimnews) - Kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) antara PT Pelindo Regional…

2 days ago

Refleksi Akhir Tahun, ISI Usung Visi Jadi Think Tank Teratas

Selain mengusung beberapa agenda seperti visi menjadi lembaga Think Tank teratas di Indonesia, acara juga…

6 days ago

Pelabuhan Tanjung Priok Siap Layani Arus Penumpang Nataru 2025–2026

Jakarta (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kesiapan penuh…

7 days ago

Pengamat Keamanan Maritim Tekankan Pentingnya Keamanan Maritim sebagai Pilar Strategi Diplomasi Biru Indonesia

MN, Jakarta - Setelah meratifikasi Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) atau Keanekanragaman Hayati di Luar…

1 week ago

Nataru 2025 – 2026, SPMT Pastikan Pelayanan Optimal

Medan (Maritimnews) - Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) memastikan seluruh layanan terminal di berbagai…

1 week ago

AHY Tinjau Pelabuhan Priok Hadapi Nataru 2025 – 2026

Jakarta (Maritimnews) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau…

1 week ago