Categories: DiplomasiHLTerbaru

Diplomasi Maritim Indonesia di Sidang IMO MEPC 70

Delegasi Indonesia dalam Sidang IMO MPEC 70

London- Delegasi Republik Indonesia untuk sidang International Maritime Organization (IMO) Marine Environment Protection Committee (MEPC 70) yang berlangsung di London, 24-28 Oktober 2016 terus bekerja dan berjuang menguatkan peranan diplomasi maritim Indonesia di dunia internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia.

Laksamana TNI (Purn) Dr Marsetio yang merupakan utusan khusus Indonesia untuk sidang IMO yang juga merupakan pimpinan delegasi Indonesia dalam sidang tersebut mengatakan, Indonesia pada prinsipnya mendukung semangat dunia internasional untuk menjamin terciptanya kelestarian lingkungan laut yang ramah lingkungan sehingga pembangunan dalam domain kemaritiman khususnya dalam bidang pelayaran sesuai dengan agenda pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam pidato pembukaan yang disampaikan Lim Ki-tack, Sekjen IMO mengatakan pelayaran mengangkut lebih dari 80 % perdagangan dunia sehingga merupakan fasilitator utama terhadap perdagangan global dan berkontrubusi terhadap perkembangan ekonomi dan penambahan lapangan kerja baik di laut maupun di darat. Atas dasar tersebut IMO dituntut untuk tergabung dalam sebuah skema terkoneksi akan penataan laut secara global (global ocean governance).

 “Untuk sidang MEPC 70 ini terdapat sejumlah 167 dokumen yang mencakup 18 agenda pembahasan, serta juga akan dibahas hal – hal yang masing belum selesai dibahas pada pembahasan sebelumnya.” Ungkap Kimtac Lim dalam pidato pembukaannya.

Dari laporan persidangan yang diterima redaksi maritimnews, pada hari pertama persidangan (24/10) delegasi Indonesia membacakan dokumen submisinya (MEPC 70/6/3) terkait “Comments on document MEPC 70/6 regarding draft amendments to 2012 Guidelines for the Development of a Ship Energy Efficiency Management Plan (SEEMP) (MEPC.213 (63))”. Dalam hal ini Indonesia mendapat dukungan atas submisinya dari beberapa negara seperti: Turki, India, Prancis, Belanda, Marshall Islands dan Inggris.

Sementara itu, pada persidangan di hari berikutnya dibahas mengenai Ship Energy Efficiency Management kaitannya dengan lingkungan luat dan greenhouse gas dimana angkutan laut ternyata lebih efesien dari sisi kelestarian lingkungan dari pada angkutan lainnya seperti angkutan udara.

Comparison of typical CO2, emission between modes of transport
maritimnew

Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Share
Published by
maritimnew

Recent Posts

NPCT Raksasa Priok, Target 2025 Optimis Tercapai

Jakarta (Maritimnews) - New Priok Container Terminal One (NPCT One) pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, perusahaan…

4 hours ago

Nataru 2025/26, Pelabuhan Priok Hadirkan PIJAR

Jakarta (Maritimnews) - Kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) antara PT Pelindo Regional…

2 days ago

Refleksi Akhir Tahun, ISI Usung Visi Jadi Think Tank Teratas

Selain mengusung beberapa agenda seperti visi menjadi lembaga Think Tank teratas di Indonesia, acara juga…

6 days ago

Pelabuhan Tanjung Priok Siap Layani Arus Penumpang Nataru 2025–2026

Jakarta (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kesiapan penuh…

1 week ago

Pengamat Keamanan Maritim Tekankan Pentingnya Keamanan Maritim sebagai Pilar Strategi Diplomasi Biru Indonesia

MN, Jakarta - Setelah meratifikasi Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) atau Keanekanragaman Hayati di Luar…

1 week ago

Nataru 2025 – 2026, SPMT Pastikan Pelayanan Optimal

Medan (Maritimnews) - Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) memastikan seluruh layanan terminal di berbagai…

1 week ago