Categories: HLTerbaruTokoh

Mochtar Kusumaatmadja, Tokoh Penting Di Balik Penetapan UNCLOS 1982

Mochtar Kusumaatmadja

MNOL, Jakarta – Kariernya yang panjang dan cemerlang, serta sumbangsih yang tidak sediit bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia membuat Tokoh Nasional Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja SH, LL.M begitu dikenang namanaya. Terutama saat berbicara United Nations Convention On The Law Of The Sea (UNCLOS) yang ditandatangani oleh 117 negara dan dua lembaga non negara pada 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaika.

Mochtar biasa akrab disapa merupakan sosok yang ahli di bidang pemerintahan, diplomasi, hukum dan kemaritiman. Dilahirkan di Jakarta, 17 Februari 1929, pria yang dikenal tegas namun murah senyum ini sempat terhanyut dalam Revolusi Fisik antara Indonesia dengan Belanda tahun 1945 -1949. Usai perang, ia melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

Lulus Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1955), ia melanjutkan di Yale University, USA (1956); kemudian meraih Doktor di Universitas Padjadjaran (1962), Harvard Law School, USA (1964-1965), University of Chicago Law School, USA (1965-1966).

Gebrakan awal sekaligus jasa terbesar Mochtar Kusumaatmadja bagi keutuhan NKRI adalah menjadi Konseptor dari Deklarasi Pemerintah RI 13 Desember 1957 (Deklarasi Djuanda) mengenai Prinsip Negara Kepulauan yang terkenal sebagai Wawasan Nusantara.

Kiprahnya berlanjut dalam Konferensi Hukum Laut PBB pertama di Jenewa dari 24 Februari-29 April 1958 yang diikuti sebanyak 86 negara. Untuk sebagian besar apa yang dicapai adalah kodifikasi praktik kebiasaan pada waktu itu. Ada upaya untuk mengatur cara berlayar kapal dalam wilayah suatu negara, tetapi sedikit kemajuan telah dibuat.

Ketidakmampuan Konferensi Hukum Laut PBB I untuk menyelesaikan beberapa masalah menjengkelkan, termasuk khususnya masalah lebar laut territorial. Hal itu menyebabkan Konferensi Hukum Laut PBB kedua pada tahun 1960 dilaksanakan dan berlanjut hingga Konferensi Hukum Laut PBB III, yang berlangsung dari Desember 1973 sampai Desember 1982.

Baru tercapai sebuah kesepakatan tentang UNCLOS 1982, yang merupakan momentum dari perjuangan panjang bangsa Indonesia sejak Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 untuk menjadi Archipelagic State yang diakui oleh dunia. Mochtar Kusumaatmadja telah memimpin perjuangan itu selama 25 tahun pada Konferensi Hukum Laut di PBB sampai diakuinya Prinsip Negara Kepulauan oleh dunia internasional.

Sebagai pendidik dan ilmuwan di bidang hukum, Mochtar Kusumaatmadja diakui sebagai Pemikir dan Penggagas Modernisasi Pendidikan Hukum, Peletak Batu Pertama Hukum Lingkungan Hidup, sehingga sering disebut sebagai “Bapak Pendidikan Ilmu Hukum”, “Pelopor-Pemikir di Bidang Hukum”, bahkan “Teknokrat Hukum”.

Berdasarkan buku biografinya berjudul “REKAM JEJAK KEBANGSAAN MOCHTAR KUSUMA-ATMADJA” yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK), 2015 pada 28 Februari 2015 silam, pencapaian tertingginya dalam pemerintahan RI sebagai Menteri Kehakiman (1974-1978) yang terkenal sebagai “Era Kebangkitan Hukum”.

Selanjutnyam menjadi Menteri Luar Negeri dua periode (1978 -1988 dan 1983-1988) yang menangani banyak kasus internasional di bidang ekonomi dan politik seperti Perkara-Perkara RI di Luar Negeri, Manusia Perahu Vietnam, Konflik Kambodja-Vietnam, masalah Timor Timur, Celah Timor Indonesia-Australia, dan sebagainya.

Kini di usianya yang telah lanjut, kakak kandung dari Menteri Kelautan pertama, Sarwono Kusumaatmadja ini telah menikmati hasil perjuangan semasa hidupnya. Tinggal bagaimana torehan emas perjuangan itu dilanjutkan oleh generasi penerus saat ini dalam menyongsong Indonesia yang bukan saja hanya sebagai negara kepualaun melainkan juga sebagai negara maritim yang digdaya. (Tan/MN)

maritimnew

Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Share
Published by
maritimnew

Recent Posts

NPCT Raksasa Priok, Target 2025 Optimis Tercapai

Jakarta (Maritimnews) - New Priok Container Terminal One (NPCT One) pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, perusahaan…

11 hours ago

Nataru 2025/26, Pelabuhan Priok Hadirkan PIJAR

Jakarta (Maritimnews) - Kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) antara PT Pelindo Regional…

2 days ago

Refleksi Akhir Tahun, ISI Usung Visi Jadi Think Tank Teratas

Selain mengusung beberapa agenda seperti visi menjadi lembaga Think Tank teratas di Indonesia, acara juga…

6 days ago

Pelabuhan Tanjung Priok Siap Layani Arus Penumpang Nataru 2025–2026

Jakarta (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kesiapan penuh…

1 week ago

Pengamat Keamanan Maritim Tekankan Pentingnya Keamanan Maritim sebagai Pilar Strategi Diplomasi Biru Indonesia

MN, Jakarta - Setelah meratifikasi Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) atau Keanekanragaman Hayati di Luar…

1 week ago

Nataru 2025 – 2026, SPMT Pastikan Pelayanan Optimal

Medan (Maritimnews) - Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) memastikan seluruh layanan terminal di berbagai…

1 week ago