Kapal kargo type Post Panamax milik CMA-CGM yang sandar di pelabuhan Tanjung Priok
MNOL, Jakarta – Setelah kapal raksasa milik Perusahaan pelayaran Prancis, Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) membuka rute Pelabuhan Tanjung Priok – West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat, dengan Java South East Asia Express Services (JAX Services). Muncul pertanyaan, mengapa baru sekarang kapal kargo raksasa sandar dipelabuhan di Indonesia?
Direktur Teknik dan Manajemen Resiko PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC, Dani Rusli Utama, menjelaskan terkait pertanyaan tersebut, perusahaan pemilik kapal kargo raksasa bersedia sandar di suatu pelabuhan dipastikan dilatarbelakangi 2 (dua) faktor. Faktor pertama, kesiapan fasilitas di pelabuhan yang akan disandari, dan faktor kedua, mengenai kecukupan petikemas yang bongkar muat di pelabuhan yang disandari.
Talk about the facility, selain dermaga dan alat bongkar must (crane), kedalaman kolam dermaga menjadi salah satu alasan klasik banyak pelabuhan di Indonesia belum bisa disinggahi kapal-kapal raksasa. Bandingkan dengan Pelabuhan Singapura yang punya kedalaman minus 16 meter LWS, sehingga mampu menampung kapal bermuatan 18.000 TEUs.
Faktor kedua, kapal kargo raksasa sandar disuatu pelabuhan apabila volume petikemas mencukupi, tujuannya agar efisien diangkut dengan kapal type Post Panamax atau New Panamax. Artinya jumlah petikemas harus banyak yang diekspor langsung. Sebab kalau fasilitas ada namun petikemas yang mau dimuat hanya sedikit, percuma saja.
Seperti telah diketahui, layanan perdana JAX Services di Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan pada 9 April 2017 dengan kapal CMA-CGM Titus ukuran 8.500 TEUs, sepekan kemudian sandar lagi kapal kargo raksasa ukuran lebih besar (8.700 TEUs). Direncanakan, Kapal raksasa ketiga bakal sandar di Tanjung Priok pada tanggal 23 April 2017 berukuran lebih besar dari dua kapal sebelumnya, yakni mencapai 9.415 TEUs.
IPC Yakinkan Tanjung Priok sebagai pelabuhan Transshipment
Realisasi Kapal bermuatan 8.500 TEUs sandar di dermaga Jakarta International Container Terminal untuk kali ketiga sejak 9 April 2017, mencatat bahwa tiap minggu total bongkar muat yang dilakukan pun beragam, tetap pada kisaran 2300 TEUs dan cenderung mengalami peningkatan. Data total bongkar muatnya sebagai berikut, minggu pertama, total bongkar muat sebanyak 2311 TEUs ; minggu kedua sebanyak 2009 TEUs dan minggu ketiga sebanyak 2811 TEUs.
Total bongkar muat yang tetap berada di atas angka rata rata 2300 TEUs, menunjukkan adanya tanggapan positif dari para pengguna jasa kepelabuhanan yang merasakan efisiensi dalam hal biaya logistik pengiriman barang dari Tanjung Priok ke West Coast. Hal ini semakin menguatkan kesiapan dan peranan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment. IPC akan terus memperbaharui dan meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanannya dengan mengubah pelayanannya menjadi pelayanan berbasis IT serta penyempurnaan infrastruktur dan supratuktur kepelabuhanan, untuk memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan sesuai visi perusahaan yaitu customer centric.
“Mendatangkan kapal ukuran besar ke Pelabuhan Tanjung Priok memerlukan kepercayaan dari perusahaan pelayaran, salah satunya dengan memberikan pelayanan yang terbaik untuk customer kami. Kedepan, kami akan terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan untuk semakin meyakinkan dunia bahwa Tanjung Priok pantas menjadi pelabuhan transshipment,” papar Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC Elvyn G. Masassya. (Bayu/MN)
Jakarta (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) sebagai pemimpin ekosistem…
Teluk Bayur (Maritimnews) - Dalam rangka meningkatkan dan memastikan kondisi fasilitas di pelabuhan Teluk Bayur…
Makassar (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 punya cara tersendiri untuk…
Pontianak (Maritimnews) - Selama tahun 2025, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Kalimantan Barat dalam menjalankan…
Papua (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Pelabuhan Korido dan sekitarnya telah diselenggarakan…
Oleh: Dayan Hakim NS* Istilah ESG (Environmental, Social, and Governance) saat ini sedang ramai diperbincangkan…