Published On: Thu, Nov 30th, 2017

Sidang Assembly IMO, Sudah Seharusnya Indonesia naik tingkat ke Kategori A atau B

Ilustrasi

MN, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan tengah memperjuangkan agar terpilih menjadi Anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) kategori C dalam lanjutan sidang Assembly di London, Inggris.

Dukungan dari sejumlah pihak di dalam negeri pun mengalir deras. Baik dari kalangan pemerintah, pengusaha, hingga akademisi, seluruhnya memberikan apresiasi tinggi kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi atas upaya tersebut.

Indonesia telah menjadi anggota IMO sejak 1961 dan aktif menyumbangkan pemikirannya di Dewan IMO sejak 1973. Sebelumnya, pada periode tahun 2014-2015 Indonesia berhasil terpilih menjadi anggota Dewan IMO kategori C dengan mendapatkan 132 suara dari 154 suara yang masuk.

Namun, terlepas dari upaya menjadi anggota Dewan IMO kategori C, pengamat maritim Siswanto Rusdi memiliki pandangan yang berbeda. Menurut Direktur National Maritime Institute (Namarin) ini, Indonesia dengan visi Poros Maritim Dunia sudah sepatutnya naik kelas ke kategori A atau B.

“Bagaimana kalau ceritanya diubah sedikit. Misalnya, mengapa kita tidak mencoba naik kelas dan mengincar keanggotaan kategori A atau B? Bukankah sebagai Poros Maritim Dunia kita sudah harus sejajar dengan negara maritim lainnya?” ungkap Siswanto kepada redaksi di Jakarta (29/11).

Dewan IMO memiliki tiga kategori, yakni A, B dan C. Kategori C yang tengah diperjuangkan oleh Indonesia adalah kategori bagi negara yang memiliki letak dan kepentingan strategis.

Sedangkan anggota untuk kategori A diberikan kepada negara-negara yang memiliki kapal terbanyak dan kategori B adalah keanggotaan dewan bagi negara yang paling banyak menggunakan jasa pelayaran.

Seharusnya dengan visi menjadi negara maritim yang besar, Indonesia beranjak naik menjadi anggota untuk kategori A atau B, di mana industri maritim baik galangan kapal maupun pelayaran memegang peranan penting.

Siswanto meyakini, perjuangan menjadi anggota Dewan IMO kategori C selalu diraih Indonesia mengingat secara geografis, Indonesia terletak pada jalur pelayaran dunia. Yakni antara dua samudra dan memiliki 4 choke points serta 3 ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia).

“Tidak lucu rasanya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia tidak terpilih sebagai anggota Council IMO tahun ini. Indonesia sudah menjadi anggota council sejak 1979. Mau ditaruh di mana muka kita jika gagal dalam sidang assembly kali ini. Karenanya, perjuangan delegasi RI amat sangat strategis dan pantas didukung doa oleh anak bangsa lainnya,” terangnya.

Sidang kali ini kedatangan dua calon baru, yaitu Thailand dan Vietnam, yang juga berkeinginan menjadi anggota council. Sayangnya, kuota keanggotaan kategori C yang mereka incar hanya untuk 20 negara. Artinya, harus ada negara yang tersingkir dari kursi yang saat ini diduduki.

“Indonesia dan negara lainnya jelas tidak bisa duduk santai saja jika ingin tetap ada di dalam Council IMO,” tandas dia.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menhub gencar menggelar sejumlah forum lobi untuk mengamankan posisinya. Siswanto pun mengapresiasi langkah delegasi Indonesia melalui strategi tersebut.

“Inilah perjuangan itu. Dan, kita telah berkali-kali berhasil melalui tahapan ini setiap sidang assembly dihelat. Namun lebih bagus lagi jika kita meningkat levelnya,” pungkasnya.

Jika Indonesia belum terfikirkan untuk naik level ke kategori A atau B, dengan kata lain penguatan industri maritim belum menjadi concern pemerintah dalam implementasi visi Poros Maritim Dunia.

(Adit/MN)

 

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com