Published On: Fri, Mar 23rd, 2018

Ditjen Hubla Bahas Project MEPSEAS melalui Video Conference

Video conference project MEPSEAS

MN, Jakarta – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan membahas project Marine Environment Protection for Southeast Asia Seas (MEPSEAS) dengan International Maritime Organization (IMO)/Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) Project Team Leader MEPSEAS, serta 6 (enam) negara Asia Tenggara lain yang terlibat.

Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla, Ir. Junaidi, bertindak selaku delegasi Indonesia membahas Proyek MEPSEAS dengan pertemuan melalui video conference di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan pada Kamis 22 Maret 2018 menjelaskan, bahwa selain National Focal Point dari 7 negara beneficiary, hadir pula Dr. Jose Matheickal dan Ms. Melanie Sguelia selaku IMO Project Team, serta Ms. Brenda Pimentel sebagai Internasional Consultant for IMO.

Proyek MEPSEAS sendiri, digagas pada tanggal 8 Desember 2017 yang lalu, setelah IMO dan NORAD menandatangani persetujuan untuk membantu tujuh negara Asia Tenggara dalam melindungi lingkungan maritime mereka dari kegiatan operasional pelayaran melalui sebuah joint project.

“Tujuh negara yang terlibat dalam proyek tersebut adalah Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand,” papar Junaidi.

Proyek empat tahun ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan tiap negara dalam mengimplementasikan konvensi-konvensi perlindungan lingkungan maritim yang menjadi prioritas tinggi, termasuk di antaranya Ballast Water Management Convention, International Convention for the Prevention of Pollution from Ships, dan Anti-Fouling System Conventions.

“MEPSEAS dapat membantu negara-negara yang terlibat dalam proyek-proyek IMO NORAD sebelumnya dalam mengimplementasikan instrumen IMO di atas dengan fokus pada penerapan Flag State dan Port State implementation terhadap konvensi-konvensi tersebut,” terangnya.

Junaidi menambahkan, bahwa Proyek MEPSEAS menjadi pembahasan dalam pertemuan regional ASEAN, antara lain pertemuan ASEAN Maritime Transport Working Group (MTWG) ke-35 yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 27 Februari – 1 Maret 2018 lalu.

Pada ASEAN MTWG ke-35, Tokyo MOU Secretariat, Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), dan Woman in Maritime (WIMA) telah mengkonfirmasi dukungan dan berencana untuk membuat perjanjian kerja sama.

Selain itu, Maritime and Port Authority (MPA) of Singapore juga menyampaikan kesediaan untuk menjadi tuan rumah, sekaligus mensponsori pertemuan teknologi regional yang akan diadakan dibawah naungan Proyek MEPSEAS.

“ASEAN MTWG menyepakati untuk menempatkan Proyek MEPSEAS di bawah pengawasan mereka, dan akan menjadikan Proyek tersebut sebagai salah satu dari agenda diskusi MTWG selama empat tahun berikutnya, serta mendukung pelaksanaan pertemuan regional terkait transfer teknologi,” jelasnya.

Proyek MEPSEAS rencananya akan diluncurkan pada pertemuan The First High-Level Regional Meeting (FHRM) yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal akhir Juni 2018. Direncanakan dihadiri sekitar 40 peserta yang terdiri dari para pejabat tinggi dari semua administrator maritim, National Focal Point, dan konsultan nasional dari tiap negara yang terlibat, perwakilan IMO, Konsultan Internasional IMO, Tokyo MOU Secretariat, PEMSEA, WIMA, dan NORAD.

(Bayu/MN)

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com