DanaLaut Dorong Kebangkitan Ekonomi Kelautan di Timur Indonesia
Pemberian bantuan DanaLaut di Maluku Tenggara
MN, Jakarta – Presiden Jokowi mengemukakan bahwa laut harus menjadi pusat pembangunan ekonomi bagi anggota APEC karena letak geografisnya yang berada di Samudera Pasifik, Samudera terluas di Dunia.
“Laut kita harus menjadi Pusat Pembangunan Ekonomi melalui investasi infrastruktur laut, kegiatan ekonomi berbasis kelautan, integrasi dan pengamanan jaringan transportasi laut dan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan,” sebut Jokowi.
Berdasarkan hasil riset dari Organizaton of Economic Co-operation and Development (OECD), Ekonomi berbasis Kelautan memiliki potensi senilai $ 1.400 Milyar lebih besar dari Gross Domestic Product (GDP) senilai $ 932 Milyar. Ekonomi berbasis Kelautan juga menyumbangkan sekitar 186 Milyar atau sekitar 20% dari GDP dan itu ternyata hanya sekitar 13% dari nilai potensialnya.
Padahal di Timur Indonesia, banyak sekali potensi ekonomi berbasis kelautan yang bisa dikembangkan seperti di Maluku yang merupakan salah satu lumbung ikan di Indonesia. Selain perikanan, ternyata di wilayah Maluku Tenggara juga menyimpan potensi besar dari industri rumput laut.
Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Meski demikian, pemanfaatan rumput laut di Indonesia, terutama untuk keperluan industri dan kesehatan masih belum optimal.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sekitar 80% produk rumput laut Indonesia di ekspor. Total produksi rumput laut tahun 2016 mencapai 11 juta Ton dan sekitar 13 Juta Ton di Tahun 2017.
Namun ada berbagai kendala yang dihadapi oleh Petani rumput laut di Maluku Tenggara seperti kurangnya modal usaha, kurangnya pasokan bibit unggul, kurangnya sosialisasi teknologi pembudidayaan, kurangnya akses ke perbankan dan juga kurangnya akses kepada pembeli untuk mendapatkan harga yang bagus.
Untuk itulah DanaLaut hadir dengan solusi all in one yang memanfaatkan teknologi untuk menjembatani antara offtaker, pembudidaya rumput laut, dan koperasi dengan para investor.
DanaLaut menyediakan akses pembiayaan yang aman dan transparan sehingga petani rumput laut bisa mendapatkan akses ke permodalan dengan cara mempertemukan petani rumput laut dengan para penyedia pinjaman. DanaLaut juga memberikan penyuluhan edukasi dan pendampingan bagi para petani rumput selama kegiatan tanam mereka agar mendapat hasil panen yang terbaik dan pengembalian modal yang teratur bagi para penyedia/pinjaman.
“Bisa dibilang DanaLaut adalah marketplace bagi para investor baik individual maupun institusi untuk menanamkan modalnya selain juga tentunya memlliki misi sosial untuk membantu mengentaskan kemiskinan masyarakat di Maluku Tenggara,” Jelas Ilham Novtenli, Chief Operating Officer (COO) DanaLaut, (11/4).
Indonesia sendiri memiliki kurang lebih 555 jenis dari 8642 spesies rumput laut yang terdapat di dunia. Di Indonesia penggunaan rumput laut bisa didapati pada produk makanan seperti pudding, jelly, permen, saus, olahan daging seperti sosis, nugget, makanan kaleng hingga produk perawatan tubuh dan kesehatan seperti odol, masker, cangkang kapsul dan lainnya.
Penyaluran pinjaman modal perdana kepada 21 Petani rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara berlangsung 9 April 2018 yang merupakan hasil kerjasama DanaLaut dengan Start up fintech KreditPro. Sedangkan website www.danalaut.com sendiri baru akandiluncurkan pada kuartal II atau di akhir Juni 2018 untuk bisa diakses oleh masyarakat luas.
“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan DanaLaut dalam memajukan perekonomian para Petani rumput laut di Maluku khususnya di Kepulauan Kei Maluku Tenggara. Kami harapkan dengan adanya kerjasama ini, para Petani rumput laut bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk mereka dan juga keluarganya,” sambung Chief Executive Officer (CEO) KreditPro, Heidi Bokau.
(Rey/MN)
