Categories: NelayanTerbaru

Nelayan, Garda Terpenting Pemenuhan Kebutuhan Protein Bangsa

Kemiskinan nelayan masih jadi masalah utama.

MN, Semarang – Indonesia memiliki ketergantungan besar terhadap protein hewani dari sektor perikanan sehingga bisa dikatakan kualitas ikan ini sangat bergantung dari tangkapan nelayan.

Menurut Ketua Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M. Riza Damanik, sebanyak 86 persen nelayan berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan protein domestik tersebut.

“Hal ini membuat kita harus memastikan asupan tercukupi dengan ikut melindungi nelayan-nelayan Indonesia. Hal ini menjadi isu krusial yang penting bagi Indonesia, baik di tengah pandemi maupun sebelum pandemi,” kata Riza dalam seminar virtual Perkapalan bertajuk ‘Pemanfaatan Letak Geografis dan Optimalisasi Ekonomi Maritim Pada Masa Pandemi’, Sabtu (10/10).

Sambung Riza, perlindungan nelayan di luar kegiatan perikanan ada pada proses pendataan dan aspek perlindungan ketika sedang menjalankan profesinya.

“Proses pendataan erat kaitannya dengan fasilitas negara, di mana jika nelayan terdata dengan baik, maka bantuan ekonomi atau perlindungan sosial akan tersalurkan dengan baik. Nelayan yang terverifikasi tidak lebih dari satu juta, sehingga ini menjadi PR (pekerjaan rumah-red) bagi kita untuk meluaskan pendataan dan pemenuhan hak-hak bagi para nelayan.,” ungkapnya.

Riza menjelaskan nelayan dalam kegiatan profesinya harus mendapatkan perlindungan, di mana ada hak nelayan kecil ketika melintasi perairan, menangkap ikan, mengelola kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya perikanan, dan hak mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Masih kata dia, tingkat kecepatan dalam kebijakan perlindungan nelayan juga berbeda. Jika di daerah yang terdapat nelayan dengan pemahaman yang kuat akan kebijakan tersebut maka pemerintahannya juga akan efektif dalam meningkatkan dan memastikan kapasitas kebijakannya, begitupun sebaliknya.

“Peran masyarakat aktif juga membantu mendorong keefektifan ini. Laut Indonesia sangat luas, tetapi menjadi luas dan panjang saja tak cukup. Hal ini dibutuhkan strategi pemanfaatan dan sumber daya manusia yang mumpuni di mana manajemen menjadi sangat penting,” jelasnya.

Sebanyak 96 persen masih tergolong sebagai nelayan kecil, artinya kita belum optimal memanfaatkan sumber daya perikanan kita. Masalah lain yang disorotinya ialah masih seringnya terjadi konflik sumber daya armada.

“Jika dilihat dari ZEE Indonesia dan Zona Perairan Internasional, PR untuk kita adalah memperkuat armada-armada laut sehingga menjadi lebih efisien dalam penangkapan ikan,” tegasnya.

Menurutnya, ZEE Indonesia perlu armada ikan yang lebih strategis agar wilayah ini bisa menjadi tempat bagi nelayan kecil dan besar,

“Oleh karenanya cobalah membangun simulasi seberapa tepat, akurat untuk pemanfaatan ZEE agar berada di titik optimum. Berapa jumlah kapal yang diperlukan, armada yang dibutuhkan, dan sebagainya. Hal ini akan menjadi peluang menguatkan ZEE Indonesia maupun dalam Zona Perairan Internasional dan membuka lapangan kerja bagi nelayan lainnya,” terang Riza.

Untuk masalah pendataan dan riset, Riza mengajak mahasiswa untuk aktif turun ke masyarakat nelayan. Dengan demikian, mahasiswa dapat berkontribusi dalam percepatan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui proses pendataan, baik dari pribadinya maupun kegiatannya.

“Karena masih banyak nelayan yang belum berorganisasi. Nelayan yang sudah berorganisasi pun masih kesulitan ketika melaksanakan pendataan. Selain itu, dibutuhkan peningkatan ukuran dan kapasitas kapal. Langkah yang dibutuhkan dalam meningkatkan perekonomian nelayan juga adalah kegiatan surat menyurat di mana tidak satu pintu, jika nelayan sendiri yang mengurus akan sangat kerepotan dan kesulitan,” pungkasnya. (An)

 

maritimnew

Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Share
Published by
maritimnew

Recent Posts

Nataru 2025/26, Pelabuhan Priok Hadirkan PIJAR

Jakarta (Maritimnews) - Kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) antara PT Pelindo Regional…

22 hours ago

Refleksi Akhir Tahun, ISI Usung Visi Jadi Think Tank Teratas

Selain mengusung beberapa agenda seperti visi menjadi lembaga Think Tank teratas di Indonesia, acara juga…

5 days ago

Pelabuhan Tanjung Priok Siap Layani Arus Penumpang Nataru 2025–2026

Jakarta (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kesiapan penuh…

6 days ago

Pengamat Keamanan Maritim Tekankan Pentingnya Keamanan Maritim sebagai Pilar Strategi Diplomasi Biru Indonesia

MN, Jakarta - Setelah meratifikasi Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) atau Keanekanragaman Hayati di Luar…

7 days ago

Nataru 2025 – 2026, SPMT Pastikan Pelayanan Optimal

Medan (Maritimnews) - Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) memastikan seluruh layanan terminal di berbagai…

1 week ago

AHY Tinjau Pelabuhan Priok Hadapi Nataru 2025 – 2026

Jakarta (Maritimnews) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau…

1 week ago