Dialog Forwami, Buffer Zone Masuk RIP Tanjung Priok
MN, Jakarta – Keberadaan Check Point menjadi bagian tidak terpisahkan dari program Buffer Zone, sekaligus pendukung sistem digitalisasi pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Fasilitas tersebut akan segera direalisasikan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai salah satu kegiatan bongkar muat peti kemas, bahkan masuk Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung Priok yang diperkirakan bakal terbit dalam waktu dekat.
Terkait Buffer Zone, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Utama Tanjung Priok, Capt Wisnu Handoko menjelaskan saat Gelar Dialog bertema “Mengupas & Menyamakan Persepsi Tentang Buffer Zone dan Check Point di Pelabuhan Tanjung Priok ” di Museum Maritim, Selasa (30/8), bahwa fasilitas buffer merupakan lokasi parkir truk sekaligus area pemeriksa kelengkapan armada truk yang berkegiatan di Terminal Peti Kemas.
Menurut Wisnu Handoko, Buffer Zone sebagai pendukung program Smart Port bakal diwujudkan menjadi bagian Terminal Booking System (TBS), melalui Check Point yang bertujuan menertibkan para supir truk termasuk kendaraannya agar dapat melakukan kegiatan bongkar muat petikemas dengan lancar di setiap terminal di wilayah pelabuhan Tanjung Priok.
“Semua truk petikemas yang berkegiatan di terminal-terminal pelabuhan Tanjung Priok dapat kami monitor, antara lain dengan penerapan program STID dan STB,” tegas Wisnu Handoko saat pemaparan dalam gelar dialog yang digelar Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami) bersama Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dan PT Pelindo (Persero) di pelabuhan Tanjung Priok.
Sedangkan untuk mendukung penerapan Check Point, khususnya di luar wilayah kerja pelabuhan Tanjung Priok, pihak Otoritas Pelabuhan Ditjen Perhubungan Laut akan meningkatkan sinergi dan terus bekerjasama dengan pihak Pemprov DKI Jakarta dalam rangka menerapkan program penertiban truk-truk petikemas di pelabuhan Tanjung Priok agar mampu mengurangi kemacetan serta dapat menekan cost logistic.
Sementara itu GM PT Pelindo (Persero) Regional 2 Tanjung Priok, Hadi Safitri Noor mengatakan, kesibukan kendaraan truk petikemas tercatat 60% didominasi di wilayah timur pelabuhan Tanjung Priok seperti, NPCT 1 dan sekitarnya. Direncanakan pihak Pelindo akan berkoordinasi lebih intens dengan pihak Pemprov DKI Jakarta untuk menertibkan sekaligus menetapkan lokasi Buffer Zone Area Timur.
“Salah satu solusi terbaik mengatasi kepadatan kendaraan truk bagi wilayah Timur adalah terwujudnya akses jalan tol Cibitung – Cilincing (JTCC) yang dapat juga dihubungkan dengan New Priok Eastern Access (NPEA),” pungkasnya.
(Bayu/MN)




















