Oleh: Mbah Liem*
MN – Seiring terpilihnya Donald Trump yang menumbangkan Hillary Clinton pasca pemilu 11/9 semakin menguatkan posisi Pebisnis dan presiden US saat usia tertua 70 tahun yang selama ini dipegang oleh Reagen dengan umur 69 tahun saat menjabat Presiden Amerika Serikat AS.
Wajah dunia akan segera berubah dengan naiknya Trump sebagai Presiden AS ke 45. Kebijakan inward looking yang dilakukan oleh Trump akan menempatkan prioritas utama pada kepentingan dalam negeri yang cenderung proteksionis di mana justru akan memancing reaksi keras dari kepentingan pasar Internasional yang lebih luas di tengah situasi terjadinya:
- Krisis ekonomi China,
- Intervensi Rusia di Ukraina dan Suriah memulai terjadinya ‘perang dingin’ yang baru,
- Volatilitas mata uang yang berpuncak pada pasar suatu krisis utang korporat di pasar yang berkembang pesat,
- Tekanan internal dan eksternal yang berakibat pada retaknya Uni Eropa,
- Hengkangnya Yunani dan Brexit dari Uni Eropa disusul dengan terpecahnya zona mata uang euro.
- Peningkatan ketegangan di Laut China Selatan akibat ekspansi China
- Peningkatan ancaman terorisme jihad yang menggoyang stabilitas ekonomi dunia.
- Tarik ulur kekuatan baru di Indonesia Tiongkok dan USA dengan menggunakan aktor-aktor bisnis
- Mempercepat munculnya kekuatan baru yang natural tumbuh dalam nurani bangsa yang tertindas khususnya Asia dan Afrika.
Akhirnya putaran sejarah kembali menegaskan aksioma lama. Hal ini akan berdampak pada eksistensi NKRI di pentas dunia internasional bila dipedomani oleh landasan yang kuta (Pancasila dan UUD 1945). Sebaliknya jika kedua pedoman itu dalam keadaan lemah, NKRI semakin terancam.
“Kapitalisme yang menaik melahirkan liberalisme dan parlementaire democratie, kapitalisme yang menurun melahirkan faham monopoli dan fascistische dictatuur – Ir. Soekarno.”
*Penulis adalah Tokoh Pergerakan Indonesia, Redaktur Maritimnews.com
