Published On: Mon, Oct 10th, 2016

Presiden Joko Widodo Buka FishCRIME di Yogyakarta

Jokowi

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

MNOL – Yogyakarta, Presiden Joko Widodo secara resmi membuka penyelenggaraan kedua simposium internasional kejahatan perikanan atau the 2nd Symposium Fisheries Crime (FishCRIME) di Istana Gedung Agung Yogyakarta, Senin (10/10). Presiden mengatakan, acara ini merupakan sebuah kebanggan besar karena Indonesia telah diberi kepercayaan dari dunia internasional karena keberhasilan Indonesia dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). “Forum ini merupakan aksi nyata yang dibuktikan pemerintah. Kita lihat makin banyak negara yang percaya bahwa illegal fishing memberi dampak negatif kepada banyak negara”, ujar Presiden dalam sambutannya membuka Symposium Fish Crime di Istana Gedung Agung Yogyakarta, Senin (10/10).

Presiden menyebut, jika illegal fishing terus dilakukan maka akan berkembang menjadi kejahatan yang serius dan dapat mengancam keberlangsungan biota laut di bumi. Untuk itulah acara ini digelar dengan tujuan dapat terus bekolaborasi dengan dunia internasional. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan FishCRIME 2016 ini merupakan sebagai ajang berkumpulnya ahli dan praktisi dari berbagai negara untuk bertukar pikiran tentang pemberantasan illegal fishing dan tata kelola perikanan yang baik. “Simposium ini merupakan wadah berkumpulnya ahli dan praktisi sehingga dapat menyumbang terobosan baru dalam memberantas illegal fishing“, terang Susi.

Terpilihnya Indonesia dan kota Yogyakarta sebagai tuan rumah diadakannya simposium ini, lanjut Susi, merupakan kebanggan tersendiri untuk membuktikan pada dunia bahwa Indonesia bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. “Ini merupakan penghargaan kepada Indonesia bahwa Indonesia memiliki goodwill dalam memberantas illegal fishing“, tandasnya. Kegiatan simposium ini merupakan langkah lanjutan keberhasilan penyelenggaraan kegiatan sebelumnya di Afrika Selatan pada Oktober 2015 lalu. Tahun ini, digelar selama 2 hari tanggal 10-11 Oktober 2016 di Hyatt Regency Yogyakarta. Acara ini diisi pembicara dari Norwegia, Kantor PBB untuk Urusan Obat-obatan dan Kriminal (United Nation of Drugs and Crime/UNODC), Kepala Kepolisian Negara RI dan beberapa instansi terkait lainnya. Peserta acara berasal dari 45 negara dari 5 benua yakni Afrika, Amerika, Eropa, Australia dan Asia. Fisheries Crime 2016 ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Satgas 115, Norwegia, UNODC dan NMMU (Nelson Mandela Metropolitan University). Acara ini diharapkan mampu menghasilkan sebuah gagasan yang mampu mendukung kelestarian dan keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan serta mempererat hubungan kerjasama yang terjalin. “Simposium internasional ini menjadi sangat relevan untuk menjadi salah satu wadah kerjasama antar negara yang dibutuhkan tersebut. Kami semua berharap simposium tahun ini akan memperkuat kerjasama antar negara yang telah dibangun untuk memberantas kejahatan perikanan”, tutup Susi. Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Humas

About the Author

- Redaktur

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com