Soroti Serapan Hasil Tangkapan Nelayan di Tengah Pandemi, KNTI Tegaskan Sektor Perikanan Butuh Badan Semacam BULOG
MN, Jakarta – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) berharap negara hadir bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya para nelayan dan pelaku sektor kelautan dan perikanan lainnya, saat kondisi pandemi seperti saat ini. Hal ini diutarakan langsung oleh Ketua Hariannya, Dani Setiawan dalam diskusi online via aplikasi Zoom yang diselenggarakan oleh Kopi Pahit dan Monitorday.com, Minggu (19/4).
Dalam diskusi yang bertajuk “Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19” tersebut, Dani menyoroti peran nelayan kecil yang jumlahnya mencapai 97% namun mereka menyumbangkan 80% untuk kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri, yang pada saat ini merupakan pihak yang paling terkena imbas dari kondisi ini.
“97 persen nelayan Indonesia adalah nelayan kecil. Itu dilihat dari besarnya kapal yang 10 gross ton ke bawah. 97 persen nelayan ini juga yang menyumbangkan pasokan ikan di Indonesia,” ujarnya.
Untuk itulah, ia berharap pemerintah membuat skema kebijakan untuk menyerap produksi perikanan yang tepat sasaran dan juga benar-benar dirasakan oleh 97% nelayan kecil tersebut.
Di sisi lain, Dani juga mengapresiasi langkah yang dibuat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyerap hasil tangkapan nelayan kecil tersebut, di mana selama ini kita pada dasarnya memang belum memiliki BUMN khusus semacam BULOG pada pertanian, yang memiliki kewenangan dan peran menjaga kestabilan harga komoditasnya.
“Peran BUMN ini sangat penting. Di pertanian kita punya Bulog yang menyerap gabah petani dan menstabilkan harga. Di perikanan ini kita belum ada yang seperti Bulog yang bisa menstabilkan harga di tingkat konsumen,” ungkapnya.