Published On: Wed, Jun 30th, 2021

Hiraukan Mahasiswa, Himapikani Minta Menteri Trenggono Dicopot

Menteri Sakti Wahyu Trenggono

Jakarta (Maritimnews) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai institusi tertinggi dalam pengaturan regulasi di sektor perikanan dan kelautan harus menjadi contoh baik bagi seluruh komponen yang ada di dalamnya.

Hal itu dinyatakan oleh Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) sebagai otokritik terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang enggan menerima diskusi dengan mahasiswa.

“Mahasiswa perikanan merupakan komponen utama dalam sektor perikanan. Perjalanan dan pergantian kepemimpinan akan terus bergulir dengan bergantinya zaman. Perlu disadari bahwa Mahasiswa Perikanan ialah iron stock di bidang perikanan dan kelautan,” ucap Sekjen Himapikani Jan Tuheteru kepada Maritimnews, Rabu (30/6).

“Inilah kondisi Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini. Ketidakterbukaan Menteri Kelautan dan Perikanan menandakan kemampuan  menteri dalam pembangunan sektor perikanan yang setengah-setengah. Oleh karena itu kami meminta untuk Menteri KP, Bapak SWT untuk diganti,” tegas Mahasiswa asal Maluku tersebut.

Dengan demikian, sambung dia, pemerintah khususnya Menteri Kelautan dan Perikanan harus memahami hal ini sebagai urgensi substantif dalam keberlanjutan pembangunan di sektor Perikanan.

“Melihat kondisi tersebut, maka Menteri Kelautan dan Perikanan perlu terbuka dalam menerima setiap ajakan diskursus yang berasal dari mahasiswa maupun stakeholders lainnya. Hal ini bertujuan agar mampu memproduksi argumentasi positif dalam pembangunan perikanan ke depan,” jelasnya.

Masih kata Jan, sayangnya hal itu belum dipahami oleh Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono. Terbukti pihaknya terus mengundang Menteri Trenggono untuk diskursus perikanan, namun undangan itu tidak pernah dihiraukan.

“Himapikani sebagai organisasi keprofesian yang koheren bicara mengenai keberlanjutan pembangunan perikanan menilai Menteri Kelautan dan Perikanan kurang terbuka dengan mahasiswa perikanan,” tegasnya.

Hal ini dibuktikan dengan undangan audiensi dan permohonan untuk menjadi pemateri di kegiatan Rakernas Himapikani dengan Nomor Surat 017/SEKJEN/V-2/2021 yang telah dikirimkan dari bulan Mei 2021. Namun hingga saat ini tidak direspons sama sekali oleh menteri.

“Beberapa undangan yang sudah dilayangkan namun tidak direspons sama sekali,” tegasnya.

Maka Himapikani telah bulat meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengganti Menteri Kelautan dan Perikanan karena sikapnya yang tidak bisa merangkul stakeholder perikanan.

“Pemerintah pusat terkhususnya Menteri KP harus segera merefleksikan hal ini sebagai momentum penyatuan atau kolaborasi antara semua komponen yang ada. Oleh karena itu Menteri KP perlu terbuka atas setiap undangan diskursus demi menemukan solusi bagi pembangunan perikanan dan kelautan,” tutupnya. (*)  

 

 

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com