Prof. Susanto Zuhdi: Laut Harus Menjadi Orientasi
Jakarta (Maritimnews) – Semangat Juang Samudera harus tetap dikobarkan terutama kita sebagai warga Indonesia yang bukan merupakan negara kepulauan tetapi negara yang berada di lautan dan ditaburi pulau-pulau.
Demikian disampaikan, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum sejarawan Indonesia di bidang sejarah maritim dalam wawancara podcast bersama Dispen TNI Angkatan Laut (TNI AL) di Studio Sarogo 1 Dispen AL, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/02).
Profesor yang menyelesaikan program Magister di Belanda dan program Doktoral di Universitas Indonesia ini menjelaskan mengenai arti sebenarnya dari konsep negara Archipelago yang banyak diartikan sebagai negara kepulauan. Namun ia menegaskan archipelago berasal dari archi berarti yang utama dan pelagus yang berarti laut, sehingga mempunyai arti negara yang mengutamakan laut atau negara kelautan.
“Laut harus sebagai orientasi, laut sebagai masa depan dan bahkan kesejahteraan juga berada di laut,” ujar Prof. Zuhdi.
Lanjut dia, bukti sejarah menunjukan, bahwa dahulu Indonesia pernah menjadi negara maritim yang jaya.
“Pada kala itu, sebuah negara terbentuk karena adanya perdagangan, pada bagian barat Nusantara terjadi perkembangan lebih cepat dalam konteks perdagangan Internasional, contohnya seperti Sriwijaya yang menjadi pusat keramaian karena menguasai Selat Malaka,” bebernya.
Dalam podcast tersebut Prof. Susanto Zuhdi menyampaikan sebagai generasi muda tidak boleh bosan dalam melestarikan dan belajar salah satunya mempelajari sejarah perjalanan bangsa terutama sejarah kemaritiman bangsa. Menjadi bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai dan mencintai sejarah bangsanya.
Kegiatan podcast dengan topik sejarah kejayaan maritim Nusantara ini sesuai dengan kebijakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali dalam rangka menggaungkan salah satu kebijakan pemerintah yaitu mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui fasilitas yang dimiliki TNI Angkatan Laut (TNI AL). (*)