Letkol Laut (P) Salim: Bangun Kekuatan Maritim dengan Kembali pada Pancasila dan UUD 1945
Maritimnews, Ternate – Staf Asops Panglima TNI Letkol Laut (P) Salim menyatakan perlunya kembali kepada Pancasila dan UUD 1945 yang asli pada saat menjadi Pembicara Seminar Nasional yang digelar oleh Universitas Sultan Khairun dan bekerja sama dengan Institut Maritim Indonesia (IMI), di Gedung Nuku, Unkhair, Ternate, Maluku Utara, Sabtu (2/6/16) lalu.
Menurutnya, bangsa Indonesia dalam membangun kekuatan maritimnya harus berdasarkan fondasi dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 45 yang asli. Kemudian kebijakan poros maritim dunia itu harus diwujudkan dalam tataran National Policy yang akan dijabarkan oleh masing-masing Kementrian dan Lembaga.
Lulusan AAL tahun 1995 itu menyatakan bahwa bukan berarti UUD 1945 tidak bisa diamandemen. Ulasnya, sangat bisa diamandemen karena ada landasan di dalam pasal 37 yang menerangkan bahwa UUD 1945 bisa diamandeman atau di-addendum.
Namun, Salim berkilah jika amandemennya bukan untuk kepentingan rakyat maka harus ditolak. Selain itu, jika pasca amandemen justru membuat kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi semakin berantakan, penulis buku Dzikir Daud: Meruwat Kepemimpinan Nasional ini menegaskan untuk segera dilakukan Dekrit.
“Bila amandemen yang dihasilkan telah melenceng jauh dari kepentingan rakyat dan ada pengaruh kekuatan asing yang ingin memporak-porandakan Indonesia maka kita harus Dekrit,” ujarnya dengan lantang yang disambut riuh tepuk tangan dari para mahasiswa Unkhair.
Selanjutnya, pria asal Surabaya ini menjelaskan bahwa budaya dan karakter bahari terlebih dahulu harus ditanamkan dalam jiwa rakyat Indonesia sebagai bagian dari National Character Building. Kemudian tata pemerintahannnya juga harus mencerminkan karakter maritim dengan menjunjung nilai Agama, Pancasila dan luhur keadatan.
“Bila bangsa ini ingin mengulangi kejayaan Nusantara sebagai bangsa maritim maka harus mengetahui Jati diri bangsa dimana Kodrat Penciptaan ruang tinggal kita adalah maritim bukan kontinental,” tandasnya.
Usai pemaparan, sang pembicara seminar pun langsung dihujani belasan pertanyaan dari para peserta. Pertanyaan yang menggelitik dari para peserta ialah keheranannya melihat keberanian Pamen TNI AL berpangkat Melati Dua itu dalam mengurai kembali kepada Pancasila dan UUD 1945 asli.
Dalam benaknya, jarang ada perwira aktif yang blak-blakan melontarkan gagasan tersebut. Menanggapi pernyataan mahasiswa itu, Salim pun menjabarkan tentang titik niatan dalam membangun bangsa dan memperjuangkan kebenaran.
“Maritim adalah berbicara tentang kebenaran, tidak ada yang ditutup-tutupi dan sangat jelas terlihat bangsa-bangsa di dunia yang maritimnya maju, ya karena kekuatan pertahanan dan kemakmuran rakyatnya terlihat,” bebernya.
Berkaitan dengan Pancasila dan UUD.1945, Salim mengurai kedua hal tersebut merupakan hasil karya founding fathers kita yang menggali ribuan tahun peradaban bangsa kita mulai dari kejayaan kerajaan-kerajaan jaman dahulu kemudian era kolonial sampai mengantarkan kita ke Proklamasi Kemerdekaan.
“Menurut saya itu luar biasa sekali dan harus kita pertahankan untuk tanah air kita, kalau tidak ingin nama Indonesia terhapus dari peta Dunia,” pungkasnya.
Seminar yang bertajuk ‘Optimalisasi Pembangunan Maritim Wilayah Timur Untuk Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia’ itu dihadiri oleh ratusan mahasiswa Unkhair, perwakilan OKP, dan pejabat daerah setempat.