Diklat III Tim Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wandri 2016 di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat 31 Januari–4 Februari 2016
MNOL, Jakarta – Tim Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016 melaksanakan kegiatan DIKLAT III pada tanggal 31 Januari–4 Februari 2016 yang berlokasi di Sungai Cicatih dan Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat. Pada DIKLAT III kali ini, Tim ekspedisi mendapatkan materi mengenai pendalaman teknik manuver (mengendalikan perahu), pendataan dan navigasi sungai, sistem dan menejemen base komunikasi, pendalaman penggunaan river signal, dan pendalaman river running system.
Adanya materi DIKLAT III ini dilihat dari kebutuhan teknik dan skill dari para anggota ekspedisi arus deras salu uro wanadri 2016. Prinsip dari DIKLAT kali ini adalah menerapkan beberapa pembagian tim pada saat ekspedisi mulai dari Tim pengarung, Tim gunung hutan, dan Tim Basekomunikasi. Dasarnya adalah tiap DIKLAT memiliki bobot dan tingkatan materi yang berbeda, dilihat dari medan latihan serta komposisi teknik dan skill yang harus semakin meningkat tingkat kesulitan dari materi yang disampaikan.
Selanjutnya, Tim Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016 telah melakukan DIKLAT lanjutan yang ke-empat. DIKLAT IV kali ini dilaksanakan pada tanggal 20–26 Februari 2016 yang berlokasi di Sungai Citanduy, Tasikmalaya, Jawa Barat dan Gunung Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat. DIKLAT IV ini merupakan lanjutan DIKLAT III yang juga bobot materi yang semakin meningkat. Adapun materi yang diterapkan di DIKLAT IV kali ini yaitu Pendalaman pendataan dan pengaruhnya terhadap operasional, pendalaman sistem dan menejemen basekomunikasi, DIKLAT Gunung Hutan, River camp, Navigasi sungai, Portaging, Komposisi perahu, serta Sistem informasi TMA (Tinggi Muka Air).
Ada yang berbeda dari DIKLAT kali ini. Tim Gunung Hutan ditempatkan di medan yang murni gunung dan hutan untuk mengasah lebih dalam mengenai Teknik dan Skill di Gunung Hutan. Ada beberapa alasan mengapa tim gunung hutan tidak disatukan medan latihan-nya dengan tim pengarung dan tim basekomunikasi salah satu-nya yaitu tim gunuung hutan dituntut lebih mendalami teknik navigasi di gunung hutan yang lebih tertutup ketimbang di DIKLAT sebelumnya.
Adapun, tim pengarung dan tim basekomunikasi juga mendapatkan materi yang lebih rumit dikarenakan tingkat kesulitan media sungai yang semakin sulit ketimbang DIKLAT sebelum-nya. Melihat dari pengalaman setiap personil ekspedisi yang belum pernah terjun langsung ke medan sungai citanduy yang membuat tiap personil dituntut untuk tetap fokus dan menjaga kekompakan selama berada di medan sungai yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. (TAN)
Jakarta (Maritimnews) - Kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) antara PT Pelindo Regional…
Selain mengusung beberapa agenda seperti visi menjadi lembaga Think Tank teratas di Indonesia, acara juga…
Jakarta (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kesiapan penuh…
MN, Jakarta - Setelah meratifikasi Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) atau Keanekanragaman Hayati di Luar…
Medan (Maritimnews) - Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) memastikan seluruh layanan terminal di berbagai…
Jakarta (Maritimnews) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau…