Potensi Indonesia sebagai Produsen Kapal Dunia sangat Besar
MN, Jakarta – Jika melihat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan maka sejogjanya Indonesia dapat menjadi negara produsen kapal dunia. Termasuk memenuhi kebutuhan bagi pangsa pasar kapal dalam negeri. Hal itu dikatakan Ahlan Zulfakhri, Praktisi Perkapalan, Sekjen Assosisi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) kepada Maritimnews, Minggu (15/10).
Menurut Ahlan Zulfakhri, sebenarnya Indonesia memiliki kesempatan sebagai produsen kapal. Tentunya harus dimulai megandalkan pangsa pasar nasional. “Apalagi Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut nya sedang giat membangun kapal perintis Tol Laut, dimana tahun 2015-2017 telah membangun 100 kapal perintis dibeberapa galangan Indonesia,” ujarnya.
Hal itu tentu ditandai tingginya arus perdagangan nasional yang semakin optimis kedepan, seiring dibangunnya beberapa infrastruktur. Sehingga cerita kapal tak ada muatan sehingga mengakibatkan banyak kapal mangkrak tidak terulang lagi. Dengan skema pemerataan ekonomi Indonesia Barat dan Timur, harapan Indonesia sebagai produsen perkapalan sangat terbuka lebar.
Ahlan melanjutkan, apabila pemerintah Indonesia mampu mengambil kesempatan tersebut, bukan tidak mungkin ke depan pangsa pasar kapal dunia akan berpindah ke negeri yang bervisi Poros Maritim Dunia. Seperti yang Presiden Joko Widodo dengungkan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur 2015, bahwa “Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa.”
Kemudian melihat data Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia (IPERINDO) jumlah galangan kapal baja berjumlah 250 galangan. Bukan hal yang sulit bagi pemerintah mendorong Indonesia sebagai salah satu produsen perkapalan dunia. Tentunya dengan kebijakan yang strategis, terutama dalam skema pembiayaan.
Salah satu kebijakan yang bisa diambil pemerintah antara lain, Kementerian BUMN bertindak cepat berencana membuat Holding Perusahaan Galangan kapal nasional. Dari 4 galangan kapal BUMN, yakni PT PAL Indonesia, PT Dok Koja Bahari, PT Industri Kapal Indonesia dan PT Dok dan Perkapalan.
“Holding salah satu langkah strategis untuk mampu mengeser pangsa produsen kapal dunia. Selain itu, kredit bagi kegiatan membangun kapal juga wajib memiliki bunga rendah, agar para galangan kapal tidak terlalu terbebani tingginya bunga bank. Mengacu prinsip ship follow the trade yang dapat menggantikan paradigm lama yaitu trade follow the ship,” pungkasnya.
(Bayu/MN)