Mesin IMATEK, Teknologi Unggulan untuk Wujudkan Kesejahteraan Nelayan
MN, Jakarta – PT Indo Marine Technology telah memproduksi mesin kapal yang diperuntukan untuk berbagai jenis kapal. Di antaranya untuk kapal nelayan dengan ukuran antara 15 GT ke atas.
Direktur Operasional PT Indo Marine Technology, Capt. Shin Hwangho yang ditemui Maritimnews beberapa waktu lalu di Jakarta mengemukakan keunggulan mesin ini. Salah satu keunggulan mesin yang diberi nama IMATEK ini antara lain terkait ketahanan mesin dan harganya yang terjangkau bagi nelayan.
“Kita memiliki 5 jenis mesin IMATEK dengan ukuran dari 95 HP (House Power-red), 125 HP, 220 HP, 310 HP dan 380 HP. Semuanya sudah diuji coba dan hasilnya sangat memuaskan,” ungkap Capt.Shin.
Pria berkebangsaan Korea Selatan yang sudah lama tinggal di Indonesia itu lebih lanjut menyatakan produk ini dapat membantu nelayan di Indonesia terhadap kesulitan mencari spare part mesin.
Terlebih mesin ini merupakan buatan dalam negeri karena diproduksi di Indonesia dengan para tenaga ahli dari Indonesia pula.”Sudah menjadi misi saya yaitu menciptakan mesin yang 100% buatan Indonesia. Jadi kita tidak tergantung dengan impor seperti saat ini,” tambah dia.
Pria yang sudah malang melintang di bidang usaha maritim itu sangat lancar berbahasa Indonesia. Bahkan ke depan, dirinya berkeinginan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) karena kecintaannya terhadap negeri ini.
“Saya sudah berkeliling ke Maluku, Jawa, dan daerah Indonesia lainnya, saya melihat kehidupan nelayan sangat kasihan. Terkadang mereka membeli mesin namun tidak sesuai dengan kebutuhannya, harganya pun juga mahal,” katanya dengan miris.
Terkadang, keuntungan yang mereka dapat, habis untuk membayar cicilan mesin dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sehingga dengan kekayaan alam yang melimpah ini, kehidupan nelayan tidak pernah sejahtera.
Capt. Shin berkeyakinan untuk mewujudkan kesejahteraan nelayan, keunggulan teknologi sangat berperan, salah satunya dalam mesin kapal. Ia membandingkan, jika produk lain bisa di-reparasi setahun beberapa kali, tetap tidak dengan buatannya.
“Mesin IMATEK lebih tahan lama dan nelayan tidak sulit mencari spare part-nya,” tambahnya lagi.
Sejalan dengan visi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lewat program 3.500 kapal untuk nelayan, Capt.Shin berharap mesin ini dapat dipakai oleh kapal-kapal tersebut.
“Saya sudah uji coba mesin ini di Cilacap. Dengan ombaknya yang besar di pesisir Jawa bagian selatan, mesin ini bisa tahan. Saya juga sudah ajarkan orang-orang sana untuk memproduksi hingga memperbaikinya, jadi mereka bisa mandiri nanti,” bebernya.
PT Indo Marine Technology yang sudah beroperasi sejak 2016 itu sangat ingin sekali menjadi partner pemerintah dalam upaya mensejahterakan nelayan melalui program bantuan kapal kepada nelayan.
Bahkan beberapa paket seperti bolang-baling dan komponen lainnya juga menjadi satu kesatuan dengan pemesanan mesin IMATEK ini. “Komitmen kita untuk membantu nelayan, jadi kita menawarkan seluruh paket hingga pelatihan untuk perbaikan,” tandas pria setengah baya itu.
Capt.Shin juga heran mengapa selama ini kita belum bisa memproduksi sendiri mesin kapal dengan kwalitas baik. Menurutnya, kecenderungan mengimpor dari negara lain saat ini kerap dilakukan oleh pemerintah.
“Pemerintah harusnya memiliki komitmen untuk memproduksi mesin sendiri. Tentunya dengan menggandeng banyak pihak, termasuk BUMN, perbankan dan swasta. Intinya agar perusahaan galangan kapal dan komponen pendukung kita bisa maju,” pungkasnya.
(Adit/MN)