Published On: Mon, Jan 25th, 2021

Meski Terkendala Covid-19, Provinsi Jateng Ekspor Ikan Rp. 2,78 T

Aktivitas pedagang ikan di pelelangan.

MN, Semarang – Di tengah badai pandemi Covid-19, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang mencatat nilai ekspor perikanan dari Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2020 mencapai Rp2,78 triliun yang berasal dari 63 komoditas perikanan seberat 7.172 ton ke 28 negara tujuan ekspor. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana pada Senin (25/1).

“Nilai tersebut berasal dari perputaran roda ekspor dari total 63 komoditas perikanan ke 28 negara tujuan ekspor dengan total volume 7.172 ton dan 192 kali frekuensi pengiriman,”  ujarnya.

Nilai ekspor perikanan Jateng tahun 2020 ini, sejatinya mengalami penurunan jika dibandingkan capaian pada tahun 2019 yang lalu, yaitu sebesar Rp2,91 triliun. Bahkan, jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya, capaian nilai ekspor pada tahun ini menjadi nilai ekspor terendah negeri ini, yang diakibatkan munculnya pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan komoditas unggulan ekspor Jateng selama tahun 2020, dengan nilai jual produk yang cukup fantastis dalam memberikan sumbangan devisa negara tertinggi, yaitu sebesar Rp. 981 miliar.

“Selain daging rajungan, surimi (Rp.75 miliar), daging nila (Rp. 71 miliar), makarel (Rp. 53 miliar), cumi-cumi (Rp. 52 miliar), tepung ikan (Rp. 48 miliar), udang (Rp. 28 miliar), sotong (Rp. 9 miliar), bloso (Rp. 8 miliar), dan daging kakap (Rp. 7 miliar),” ujarnya.

Amerika Serikat termasuk dalam daftar peringkat sepuluh negara tujuan ekspor tertinggi produk perikanan dari Jateng dengan nilai tertinggi dari 26 negara lainnya, yaitu mencapai Rp.1,05 triliun, yang disusul oleh Jepang, Tiongkok, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hong Kong, dan Vietnam.

Menurutnya, nilai pertumbuhan ekspor produk perikanan selama tahun 2020 cukup bertumbuh dan fluktuatif. Pada triwulan pertama tahun 2020, terlihat pertumbuhan nilai ekspor perikanan yang cukup baik hingga mencapai nilai tertinggi atau menyentuh Rp. 291 miliar di akhir triwulan pertama. Meskipun pada triwulan kedua, nilainya menurun secara signifikan pada kegiatan ekspor, yaitu hanya terserap sebesar Rp. 144 miliar.

Salah satu kendala yang memengaruhi penurunan aktifitas ekspor ini ialah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di muka bumi ini. Namun, setelah adanya penurunan di triwulan kedua, pertumbuhan positif terhadap nilai ekspor produk perikanan kembali terlihat hingga akhir 2020. Dalam kesempatan tersebut, Gatot menegaskan bahwa BKIPM Semarang siap membantu pemerintah dengan menyukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021.

“BKIPM dalam hal ini siap mendukung program tersebut melalui pengendalian penyakit ikan maupun jaminan mutu keamanan hasil perikanan melalui sinergitas yang terbentuk oleh unit-unit pelaksanaan teknis di daerah, salah satunya di Jateng,” pungkasnya.

About the Author

- Redaktur

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com