KRIS Bantu Pemda TTU Berantas Stunting
Maritimnews. Masalah stunting menjadi salah satu persoalan penting yang dihadapi oleh Pemda Timur Tengah Utara (TTU) sejak beberapa tahun lalu.
Beragam upaya telah dilakukan Pemda TTU untuk menekan tingginya angka stunting.
Terkait itu, KillCovid Relief Internasional Service (KRIS) ikut membantu Pemda TTU untuk mencegah serta menekan masalah kesehatan yang dialami oleh bayi dan anak.
Ketua umum KRIS, Adharta Ongkosaputra menjelaskan bahwa pihaknya fokus membantu pemerintah untuk menangani Covid19 pada awalnya. Upaya itu mulai dari perawatan,pengobatan hingga vaksinasi.
“Setelah masalah Covid19 berhasil diatasi dengan baik, tuturnya,KRIS kemudian memfokuskan untuk membantu pemerintah mengatasi masalah stunting,” kata Adharta dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (14/8).
“Setelah berembuk, akhirnya kami memilih kabupaten TTU sebagai pilot project penanganan stunting di tahun pertama selama 1 tahun ke depan, kebetulan dengan Wakil Bupati Bapak Eusabius berteman jadi tentunya akan lebih mudah untuk berkoordinasi,” tambahnya.
Berdasarkan hasil studi lapangan, Adharta mengaku telah memutuskan untuk memfokuskan pendampingan di 2 puskesmas di Kabupaten TTU.
Yakni Puskesmas Tamis (Insana Fafinesu) dan Puskesmas Wini(Insana Utara), serta di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu dan Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur.
“Kami nanti kembali untuk mengolah datanya bersama-sama,kemudian membentuk tim serta menyusun program dan sesuai rencana peluncuran program ini di akhir bulan september,” jelasnya.
Adharta menambahkan, dalam proses pendampingan KRIS berfokus memberikan edukasi kepada remaja putri yang akan bertumbuh dewasa.
Pendampingan itu dilakukan mulai dari pemberian edukasi terkait pemenuhan gizi ibu dan anak untuk mengatasi stunting serta pemberian vitamin.
“Sehingga saat remaja putri itu akan menikah dan mempunyai anak dipastikan sudah memiliki pemahaman tentang pemenuhan gizi serta upaya mencegah anak menderita stunting,” bebernya.
Hal itu dilakukan dengan disertai pemberian makanan bergizi, obat-obatan dan juga vitamin serta memberikan edukasi kepada orang tua.
“Kalau hanya pemberian gizi saja masih kurang tetapi harus dikawal sehingga progres penambahan gizi bisa lebih bermanfaat,” tambah dia.
Pada kesempatan itu, Adharta mengakui dalam pelaksanaan program kegiatan pihaknya tidak bisa berjalan sendiri.
Sehingga dia berharap adanya dukungan dari pemerintah mulai dari tingkat kabupaten hingga desa dan dusun serta elemen terkait lainnya untuk bisa bersama-sama bekerja agar memastikan pelaksanaan program kegiatan berjalan baik demi terwujudnya masa depan anak-anak bangsa yang bebas dari stunting.
“Ini perlu kolaborasi bersama semua pihak,jadi tidak mungkin kami bisa berjalan sendiri,” pungkasnya. []