Masyarakat Tak Sadar Tsunami Akan Datang, Pemerintah Harus Introspeksi Diri
MNOL, Jakarta – Tsunami yang menerjang pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu malam (22/12) mengejutkan masyarakat banyak. Hingga saat tulisan ini dibuat, sudah ditemukan sekitar lebih dari 281 korban jiwa akibat musibah ini.
Setelah Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan siaran pers terkait musibah ini, terkuak bahwa pada pukul 21.03 WIB atau sekitar 24 menit sebelum tsunami sampai di daratan, BMKG yang berkoordinasi dengang dan Badan Geologi melaporkan kembali terjadinya erupsi Gunung Krakatau hingga menyebabkan peralatan seismometer setempat rusak.
Meskipun peralatan seismometer setempat rusak, namun alat pencatat seismic Stasiun Sertung tetap mmapu merekam adanya getaran tremor terus menerus yang menyimpulkan tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan. Namun, memasuki pukul 21.27 WIB, bencana tersebut datang dan meluluhlantahkan apapun yang dilaluinya.
Dalam sebuah rekaman video amatir acara Gathering PLN di Tanjung Lesung, tampak masyarakat tidak siap bahkan tidak tahu bencana tsunami sedang menuju ke arah mereka, yang mungkin disebabkan karena minimnya informasi terkait hal ini.
Perlu ditelaah lebih jauh mengapa BMKG tidak bisa mendeteksi potensi bencana ini hingga menyebabkan masyarakat tidak waspada, karena musibah yang terjadi sebelumnya di Sulawesi Tengah, telah memberikan pelajaran amat penting akan pentingnya deteksi bencana yang seakurat mungkin.
Pemerintah sudah seharusnya lebih memerhatikan masalah penanganan bencana seperti ini. Seperti kita tahu banyak alat terkait pendeteksian bencana yang surat atau hilang dicuri.
Selain itu, anggaran kebencanaan yang diturunkan jumlahnya pada tahun 2019 nanti juga sudha pasti akan menyulitkan persoalan pelik ini.