Ada Apa Dengan Divestasi oleh Cucu Pelindo?
Jakarta (Maritimnews) – PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) anak perusahaan dari PT Pelindo Solusi Logistik, subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) didirikan dengan ruang lingkup kegiatan usaha di bidang penyelenggaraan proyek jalan akses pelabuhan mengusung visi integrator pelabuhan dan misi menciptakan integrasi antara pelabuhan dan hinterland yang punya tujuan memperlancar arus barang, serta menekan cost logistik.
Lihat salah satu proyek strategis PT Pelindo (Persero) yakni New Priok Terminal di Kalibaru Jakarta Utara, sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok eksisting yang utilisasinya telah mencapai ±70%. Perluasan memang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menjaga performanya sebagai pintu gerbang utama Indonesia.
Kedepan fasilitas New Priok Terminal (NPCT 1, CT2 dan CT3 serta Product Terminal 1 & 2) jelas membutuhkan akses pelabuhan berupa jalan khusus pelabuhan atau jalan tol, karenanya keputusan memiliki proyek tol Cibitung-Cilincing oleh PT API yang memborong saham PT Waskita Toll Road sebanyak 55 persen sebesar Rp2,44 triliun pada tahun 2021 lalu dinilai sangat tepat.
Sebelumnya, Pelindo sudah membeli 45 persen saham dengan membelinya dari sebuah perusahaan asal Malaysia yang waktu itu menjadi mitra PT Waskita. Kini PT API pemilik penuh saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways yang mengelola jalan tol Cibitung-Cilincing.
Kemudian PT Pelindo (Persero) punya rencana sejak awal hingga rampung pembangunan jalan tol tersebut, PT API akan menjual sekitar 65% saham jalan tol yang menghubungkan Cibitung ke Tanjung Priok. Investasinya sekitar Rp9 triliun, yang bakal di divestasi 65% karena Pelindo masih harus melanjutkan proyek NPEA (New Priok Eastern Access) sebagai penghubung Kalibaru dengan jalan tol Cibitung – Cilincing.
Pertanyaan ada apa dengan divestasi oleh PT API terjawab sudah, ketika Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, hari Rabu tanggal 3 Juli 2024, Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono menjelaskan, bahwa divestasi sebesar 65% saham di JTCC atau Jalan Tol Cibitung-Cilincing disebabkan target mengurangi beban utang perseroan tahun 2024 yang dapat turun mencapai sekitar Rp8 triliun.
(Bayu Jagadsea/MN)