Hindari Kesalahpahaman di LCS, Tentara Tiongkok Belajar Bahasa Inggris

Peta Laut Cina Selatan. Tampak pada gambar garis merah putus-putus yang menggambarkan klaim Tiongkok.

MN, Jakarta – Guna menghindari kesalahpahaman dalam penjagaan teritorial di Laut Cina Selatan, sejumlah pasukan Tiongkok yang berjaga di wilayah yang menjadi sengketa dengan beberapa negara lain diajari bahasa Inggris.

Dalam sebuah laporan yang dikutip oleh harian South Morning China Post dari salah satu televisi berbahasa Inggris milik Negeri Tirai Bambu tersebut, disebutkan bahwa keterampilan berbahasa Inggris merupakan sesuatu yang penting dan harus diambil sesegera mungkin.

Lebih lanjut, laporan itu mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir negara dan pasukan di luar Tiongkok telah memprovokasi masalah dan menciptakan ketegangan di Laut Cina Selatan. Angkatan laut di Komando Teater Selatan berada di garis depan dalam menjaga hak serta menjaga perdamaian dan stabilitas regional di Laut Cina Selatan.

Selama latihan militer di Kepulauan Paracel yang dilangsungkan belum lama ini, salah satu bagian dari latihan tersebut termasuk penggunaan bahasa Inggris tatkala terlibat kontak dengan pasukan musuh. Dalam latihan itu, terdengar seorang tentara dalam siaran radio mengatakan dalam bahasa Inggris mengatakan “Kamu dikepung. Menyerah!”

Liu Chuanming, Salah seorang komandan Tiongkok dari sebuah distrik polisi laut di Paracels, Liu Chuanming, mengatakan bahwa pasukan yang diajari bahasa Inggris itu pasukan yang dikerahkan di garis depan pertahanan militer Tiongkok di Laut Cina Selatan.

“Kami harus memastikan bahwa niat kami dapat tersampaikan dengan akurat, oleh karena itu kami perlu meningkatkan level bahasa Inggris kami,” ujarnya.

Tiongkok sendiri telah mengusir sejumlah kapal asing dari Laut Cina Selatan dalam setahun terakhir. Baru-baru ini, sebuah kapal perang Tiongkok menggunakan bahasa Inggris untuk memperingatkan kapal dagang asing di daerah tersebut selama misi jelajah kesiapan tempur PLA, dengan pesan yang berbunyi “Saya memperingatkan anda lagi. Segera pergi atau kami akan mengambil tindakan lebih lanjut” !

Pada Desember 2020, Tiongkok mengerahkan angkatan laut dan udara saat mengadang Kapal USS John S. Mc.Cain yang mendekati Kepulauan Spratly dalam istilah yang digambarkan oleh Amerika Serikat sebagai latihan “kebebasan navigasi”.

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada medio Agustus 2020 saat Kapal perang USS Mustin memasuki perairan teritorial yang diklaim Tiongkok di lepas Kepulauan Paracel.

A.P Sulistiawan

Redaktur

Share
Published by
A.P Sulistiawan

Recent Posts

Keunggulan IPCC Integrated Auto Solutions Menarik Investor

Jakarta (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) sebagai pemimpin ekosistem…

5 hours ago

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Staff Ahli Menhub Tinjau Pelabuhan Teluk Bayur

Teluk Bayur (Maritimnews) - Dalam rangka meningkatkan dan memastikan kondisi fasilitas di pelabuhan Teluk Bayur…

5 days ago

Bangun Budaya Kerja, Pelindo Makassar Punya Cara Tersendiri 

Makassar (Maritimnews) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 punya cara tersendiri untuk…

1 week ago

DJBC Kalbar Tindak 437 Kasus Senilai Rp274,7 M

Pontianak (Maritimnews) - Selama tahun 2025, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Kalimantan Barat dalam menjalankan…

2 weeks ago

Pelabuhan Korido dan RTRW Kabupaten Supiori 2025 – 2040

Papua (Maritimnews) - Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Pelabuhan Korido dan sekitarnya telah diselenggarakan…

3 weeks ago

Kesiapan Industri Pelayaran Memasuki Era ESG

Oleh: Dayan Hakim NS* Istilah ESG (Environmental, Social, and Governance) saat ini sedang ramai diperbincangkan…

4 weeks ago