Published On: Fri, Sep 30th, 2016

Toni Ruttiman, WN Swiss yang Bangun Puluhan Jembatan di Pelosok NKRI

Toni Ruttiman, WN Swiss yang bangun puluhan jembatan

Toni Ruttiman, WN Swiss yang bangun puluhan jembatan

MNOL, Jakarta –  Meski berkewarganegaraan Swiss, Toni Ruttimann sangat peduli terhadap kehidupan masyarakat di berbagai pelosok Indonesia. Dia tercatat sudah membangun 61 jembatan gantung.

Kepedulian Ruttimann berawal saat dirinya melihat berbagai pemberitaan di media massa, soal anak-anak Indonesia di pelosok yang kesulitan berangkat ke sekolah. Para siswa harus berjuang bertaruh nyawa melewati jembatan tinggi yang rusak, atau menyeberangi sungai yang arusnya deras.

Hati Ruttimann tergerak. Dia memutuskan berangkat ke Indonesia dan berbuat sesuatu dengan keahliannya. Dengan tekad kuat, Ruttiman bergerak dari satu desa ke desa lain membangun jembatan.

Ruttimann tidak cuma asal tunjuk layaknya mandor proyek. Namun dia turun tangan langsung membimbing para pekerja untuk membangun jembatan gantung.

Ruttimann mengajarkan masyarakat sekitar bagaimana merancang jembatan gantung yang baik dan kokoh. Dia juga merekrut beberapa tenaga kerja di Indonesia untuk dijadikan stafnya. Salah satu pemuda yang dia rekrut adalah Suntana.

Tidak terasa hingga sekarang, Ruttimann sudah 3 tahun berada di Indonesia membangun jembatan gantung di berbagai wilayah. Tercatat sudah ada 61 jembatan gantung yang dibangun.

Kisah ini diceritakan sosiolog Imam Prasodjo di akun Facebook-nya seperti dikutip detikcom, Kamis (29/9/2016) atas seizinnya. Imam kemudian membagikan gambar-gambar jembatan gantung di berbagai lokasi buah tangan Ruttimann bersama masyarakat.

“Kini Toni Ruttimann telah berhasil memasang 61 jembatan gantung di berbagai daerah termasuk Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan bahkan hingga Sulawesi, Maluku Utara dan NTT,” ujar Imam.

Dari foto-foto yang dikirimkan Imam, tampak di antaranya jembatan gantung dibangun Ruttimann di Curug Luhur (Pabuaran, Jawa Barat), Buniwangi (Cipurut, Jawa Barat), Pasir Biru (Jawa Barat), Rano (Sulawesi Selatan), Kedungsari (Jawa Tengah), Karya Murni (Gorontalo), Sanggaroro (Kerirea, NTT), Penyaringan (Bali), Liakutu (NTT), Pamumbu (Sulawesi Selatan), Borowetan 2 (Jawa Tengah), Giritirto (Totogan, Jawa Tengah).

Upaya Ruttimann membangun seluruh jembatan gantung ini tidak mudah alias penuh perjuangan. Dia mengumpulkan bahan-bahan untuk membangun jembatan dari negerinya di Swiss. Dia bahkan mengupayakan bantuan pipa dari perusahaan ternama yang pemiliknya dia kenal baik seperti Tenaris, agar bersedia mengirim bantuan pipa tiang jembatan dari Argentina ke Indonesia.

Hal yang disayangkan Imam, Ruttimann bahkan sampai terkendala oleh lambannya birokrasi di tanah air. Belakangan, upaya pengiriman bantuan bahan jembatan seperti wirerope (kabel pancang) yang rutin dikirim Ruttimann dari Swiss terhambat. Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru tengah keras-kerasnya mendorong agar arus barang import lancar. Namun kenyataannya sangat lamban seperti masalah yang dialami Ruttimann.

“Saya yang ikut terlibat dan mengikuti betapa sulitnya mengurus proses administrasi import barang bantuan ini merasa kesal menghadapi birokrasi yang begitu ruwet dan lambat ini, walaupun untuk import barang bantuan sekalipun,” keluh Imam.

Di Facebooknya, Imam juga menampilkan surat dari Suntana, asisten Ruttimann, untuknya. Di surat itu, Suntana menceritakan lika-liku proses pengurusan barang bantuan yang malah berakhir denda demurrage (batas waktu kontainer).

Di suratnya, Suntana mengatakan, proses impor donasi wirerope untuk bantuan jembatan gantung itu memakan waktu lebih dari 2 bulan sejak kontainer tiba di Tanjung Priok. Menurutnya, ini karena lamanya proses rekomendasi dari kementerian-kementerian terkait yang harus ditempuh untuk proses hibah ini.

Dijelaskan Suntana, atas bantuan dan upaya rekan-rekan di Bea Cukai Tanjung Priok, biaya storage 3 kontainer donasi wirerope untuk program bantuan jembatan gantung Ruttimann yang sudah tiba di pelabuhan Tanjung Priok sejak 16 Juli 2016 sampai dengan 26 September 2016 akhirnya dibebaskan biaya penyimpanan. Tagihan storage tersebut per tanggal 19 September 2016 sebesar Rp 84.036.410.

Untuk proses permintaan pengurangan atau penghapusan tagihan denda demurrage atas 3 kontainer tersebut, dari pihak pelayaran masih memerlukan waktu yang lebih lama, sementara biaya untuk denda demurrage terus berjalan per hari. Sedangkanuntuk mengeluarkan kontainer dari area penyimpanan juga memerlukan dana yang tidak sedikit.

Dalam tagihan demmurage yang dilampirkan Suntana, tertulis jumlah denda per tanggal 19 September 2016 adalah Rp 169.890.000. Konfirmasi terbaru tagihan demmurage per 26 September 2016 adalah Rp 195.650.000. Di surat itu, Suntana meminta Imam mencarikan solusi agar program jembatan gantung untuk Indonesia itu bisa terus berjalan.

Imam mengatakan, dirinya sangat terpukul membaca surat dari Suntana. Namun dia lebih terpukul lagi membaca email dari Ruttimann yang mengaku ingin menyudahi upaya bantuan yang ia lakukan setelah periode bantuan ini selesai. Dia berharap Ruttimann masih mau dibujuk untuk terus bertahan di tanah air dan melanjutkan upayanya.

“Terus terang saya malu menghadapi kejadian ini. Saya ingin sekali berteriak sekerasnya mewakili rakyat yang selama ini masih mengharapkan bantuan Toni Ruttimann. Maukah pemerintah mengabil alih denda yang harus dibayar ini? Saya juga terfikir, bisakah kita bersama-sama urunan untuk mengganti denda demmurage agar kita sebagai bangsa setidaknya memiliki harga diri? Entahlah!” tulis Imam.

Saat dikonfirmasi via WhatsApp hari ini, Imam menyampaikan kabar baik. Menurutnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah bersedia menanggung biaya demurrage dan proses lainnya. Dia pun berharap Ruttimann terus melanjutkan perjuangannya membangun jembatan gantung di pelosok-pelosok tanah air untuk membantu masyarakat.

“Sudah ada ketersediaan Pak Basuki Menteri PUPR menanggung biaya demurrage dan proses lainnya, sehingga bila itu betul direalisasikan, Toni Ruttiman tidak harus berkorban lagi membayar denda keterlambatan,” ujarnya. (Bayu/MN)

 

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

alterntif text
Connect with us on social networks
Recommend on Google
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com