Refleksi di Hari Maritim, Anak Bangsa Lahirkan Kapal Vaksinasi Antar Pulau
MN, Jakarta – Tepat 57 tahun yang lalu, bangsa ini menggelar Sarasehan Maritim Nasional atau Musyawarah Maritim Nasional di tanggal 23 September 23 September 1963. Peristiwa besar yang kelak diperingati sebagai Hari Maritim Nasional hingga saat ini merupakan peristiwa yang sejatinya diharapkan menjadi tonggak kesadaran negeri ini merupakan negeri maritim, di mana takdir kepemilikan lautan luas menjadi tali pengikat bukan menjadi pemisah.
57 tahun kemudian, tepat di tanggal yang sama, bangsa ini kembali menghadirkan peristiwa bersejarah. Di tengah kondisi berat yang melanda bangsa ini akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir, anak bangsa ini mampu memberikan kontribusi yang luar biasa. Kontribusi tersebut ditunjukan dengan hadirnya Kapal Ocean Combat oleh Fast Lab yang merupakan karya anak bangsa ini.
Kapal yang dibuat khusus untuk melakukan vaksinasi pada masyarakat antar pulau ini, menjadi solusi jitu untuk percepatan penyelesaian bangsa ini menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum berakhir.
Diresmikan dan diluncurkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, dan Bupati Kepulauan Seribu Junaedi, Kapal ini merupakan rancangan asli dari desainer kapal yang merupakan anak bangsa, bernama Rio, yang bekerja sama dengan Fast Lab sebagai perusahaan yang pernah dikenal publik dengan inovasinya membuat mobil Mobile Vaccine.
Hadirnya Kapal Ocean Combat ini merupakan bukti bahwa bangsa ini memang memiliki DNA sebagai bangsa maritim yang menjadi modal besar untuk kemajuan dan kesejahteraannya di kemudian hari. Lebih dari itu, ini semakin menegaskan bangsa kita mampu membuat karya luar biasa yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kembali ke tahun 1963, tahun di mana Hari Maritim Nasional tersebut tercetus. Saat itu, Indonesia tengah berada euforia besar atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi beberapa bulan sebelumnya. Kembalinya Irian Berat ke pangkuan NKRI itu tak terlepas dari peran besar insan kemaritiman kita di dalamnya. Diawali dengan gugurnya Komodor Yos Sudarso beserta seluruh awak KRI Macan Tutul yang tenggelam dalam pertempuran di Laut Arafuru melawan Belanda.
Peristiwa ini membangkitkan kesadaran maritim insan bangsa ini. Beragam peralatan tempur laut dan penguatan berbagai sumber daya maritim lainnya terus digalakan. Beragam operasi yang dilakukan setelah itu pun sukses membuat Belanda mau tak mau mengakui bahwa bangsa Indonesia memang merupakan cucu-cucu dari seorang pelaut. Hasilnya, Irian Barat pun kembali ke pangkuan ibu kandungnya, Ibu Pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sesuai dengan kondisi saat ini, saat beragam masalah yang yang melanda negeri, utamanya pandemi Covid-19 yang belum usai, keberadaan Kapal Ocean Combat yang diluncurkan di tanggal bersejarah ini, diharapkan menjadi tonggak kebangkitan dunia kemaritiman kita, dan juga kebangkitan bangsa ini.
Salah satu kendala bagi aktifitas vaksinasi yang menjadi solusi untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini ialah kondisi geografis kita, di mana banyak wilayah kita sulit dijangkau karena antar satu daratan dengan daratan lainnya terpisah oleh lautan. Kehadiran kapal ini tentu saja menjadi solusi praktis yang luar biasa. Dengan kehadiran kapal ini, masyarakat kepulauan, seperti masyarakat Kepulauan Seribu tidak perlu diangkut mendatangi daratan utama untuk melakukan vaksinasi, atau dinas kesehatan terkait mendatangkan banyak peralatan lalu mendirikan posko-posko vaksinasi di satu pulau ke pulau lainnya, yang tentu saja lebih rumit dan memakan waktu.
Selain itu, sebagai dukungan untuk tindakan pencegahan dan deteksi awal keberadaan virus, kapal ini juga mampu melakukan PCR Test yang tentu saja mempermudah tindakan pencegahan dan pengobatan. Seperti yang selama ini terjadi di Kepulauan Seribu, masyarakat harus menuju ke rumah sakit terdekat di sekitar Jakarta Utara atau memberikan sampel untuk pengujian di pulau tempat tinggalnya, lalu sampel tersebut dibawa ke lokasi pengjuian di Jakarta yang menyebabkan hasil pengujian baru bisa keluar paling cepat dua hari.
Kapal Ocean Combat ini sendiri memiliki kemampuan melakukan vaksinasi sebanyak seribu kali dalam sehari dan juga mampu melakukan PCR Test dengan jumlah yang sama banyaknya, yaitu seribu kali per hari.