Published On: Tue, May 9th, 2023

Wujudkan Negara Maritim, Pramarin Fokus Bangun Edukasi

 

Ketua Umum Pramarin Dr. Datep Purwa Saputra (tengah).

Jakarta (Maritimnews) – Sejak visi Poros Maritim Dunia digaungkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2014 lalu, gairah kemaritiman bangsa kian menggeliat. Berbagai organisasi dan perkumpulan maritim terus berdiri dan memiliki panggung untuk menggodok suatu gagasan dalam rangka menyukseskan visi tersebut.

Salah satunya Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin) yang berdiri pada medio 2017 turut mewarnai dinamika perjalanan bangsa menuju negara maritim. Perkumpulan yang diinisiasi oleh Adharta Ongkosaputra, Chandra Motik dan beberapa tokoh maritim nasional itu kian eksis hingga saat ini.

Di bawah nakhoda baru, Dr. Datep Purwa Saputra, perkumpulan ini terus menelurkan gagasan dan konsep untuk memformulasikan tercapainya negara maritim yang digdaya. Bertemu di kantor Pramarin, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (5/5/23) lalu, mengutarakan berbagai programnya kepada Maritimnews.

“Kita sudah membuat blueprint untuk program jangka menengah, jangka pendek dan jangka panjang. Indonesia sangat luas laut sehingga perlu kegiatan maritim yang besar,” ujar Datep.

Didampingi oleh Dewan Pengawas Pramarin, Adharta Ongkosaputra; Wakil Ketua Umum Pramarin, Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto dan beberapa pengurus lainnya, Datep menjelaskan bahwa program yang disusunnya merupakan amanat dari para pendiri Pramarin.

“Kita menghimpun seluruh SDM, praktisi maritim dalam menncapai Indonesia Emas 2045 dan visi Poros Maritim Dunia. Kita juga harus menjadi negara maju. Kita saat ini tidak berpolitik, siapapun nanti pemenangnya (Pilpres 2024), kita dukung untuk memajukan maritim Indonesia,” ungkap dia.

“Yang jelas kita ingin eksis, kepentingan kita hanya untuk merah putih,” tegasnya.

Datep yang sudah malang melintang dalam dunia pelayaran nasional dan aktif juga sebagai pengajar di sekolah-sekolah pelaut menuturkan masalah krusial yang dihadapi oleh dunia maritim Indonesia saat ini ialah masalah sumber daya manusianya.

“Kita punya banyak awak kapal, tapi awak kapal kita tidak diminati di luar negeri. Jadi masalah maritim kita yang baru kita konsen disorot yang berkaitan dengan perhubungan laut, seperti masalah keselamatan pelayaran dan awak kapal,” bebernya.

Dalam waktu dekat, Pramarin akan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) guna meningkatkan mutu pelaut Indonesia.

“Itu supaya pelaut kita memiliki nilai jual. STIP akan kerja sama dengan kita. Selain itu, kita juga akan membangun kursus Bahasa Inggris gratis untuk pelaut, jadi kita ingin membuat semacam Pramarin Akademi gitu,” ulasnya.

Senada dengan Ketua Umum Pramarin, Dewan Pengawas Pramarin Adharta yang juga hadir menyatakan sangat mendukung sekali program edukasi yang dilakukan oleh kepengurusan saat ini.

“Pramarin harus memberikan edukasi, jadi sangat bagus sekali kalau Pak Ketum mengajak kita ke STIP. Kita juga perlu adakan training-training yang bukan hanya mendapat sertifikat tetapi semacam seperti poin atau proud,” jelas Adharta.

Adharta yang juga sudah makan asam garam di bisnis kemaritiman bercerita ada pemilik kapal pesiar asal Indonesia yang kesulitan mencari crew. Pasalnya, crew kapal asal Indonesia tidak memiliki sertifikat internasional yang menjadi syarat bekerja di kapal pesiar.

Hal ini menurutnya sangat miris, sehingga perlu menyatukan visi dan misi dari para praktisi maritim yang saat ini memang banyak yang berlatar belakang dari pelaut.

“Jadi kembali lagi ke edukasi, niat saya untuk memberikan edukasi. Di sini para praktisi maritim juga merupakan pakar di bidang edukasi maritim,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Adharta selaku pendiri Pramarin juga menceritakan awalnya tercetus organsisasi ini. Sejak awal 2000-an, ia sudah berfikir perlunya suatu wadah yang terdiri dari berbagai praktisi maritim.

“Baru tahun 2017 terbentuk Pramarin, tetapi memang tidak mudah membangun (organisasi) ini, tentu banyak kendalanya. Tapi kita punya visi dan misi yaitu membangun edukasi maritim untuk bangsa ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pramarin Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto menambahkan bahwa membangun SDM maritim dengan mengembalikan budaya maritim bangsa tidak semudah membalikan telapak tangan.

Menurut dia, selama berabad-abad, ketika penjajahan bangsa Eropa masuk ke Nusantara telah merubah budaya maritim bangsa menjadi budaya daratan. Hal itu dapat dirasakan hingga saat ini.

“Ketika kita merdeka memang ada upaya-upaya untuk mengembalikan lagi budaya maritim, salah satunya yang dilakukan oleh Perdana Menteri Djuanda dengan Deklarasi Djuanda-nya yang merubah laut teritorial 3 mil sesuai jarak tembak meriam menjadi 12 mil,” ungkap Surya.

Surya yang pernah berdinas di TNI AL sebagai Wadanseskoal dan Kadispotmar itu sangat sepakat jika membangun kembali kejayaan maritim bangsa harus diawali dengan edukasi.

“Mengembalikan kejayaan maritim itu harus dengan edukasi. Saya biasa kalau mengajar selalu mengawali dengan melihat peta Indonesia. Jadi kita harus tahu di mana kita berada dan siapa diri kita,” tandasnya. (*)

 

 

About the Author

- Akun ini merupakan akun milik tim redaksi MaritimNews.com dan dikelola oleh tim. akun twitter @MaritimNewsCom

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

alterntif text
Connect with us on social networks
Recommend on Google
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com